Mohon tunggu...
Dwi Budi Sucipto
Dwi Budi Sucipto Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

I am an adventurer, try new things in life and i like travelling but don't forget your God. dwibudisucipto.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pendakian Pertamaku ke Gunung Guntur

27 September 2015   14:20 Diperbarui: 27 September 2015   14:42 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah pengalaman pertamaku naik gunung. Dan Gunung yang kali ini saya daki adalah Gunung Guntur yang Terletak di kabupaten Garut dengan tinggi kurang lebih 2249 meter. Kamis malam kami sudah melakukan persiapan packing perlengkapan yang akan kami bawa besok pagi. Semua anak yang terdiri dari 6 orang berkumpul di basecamp kami yang juga menjadi rumah kontrakanku. Malam ini sedikit kurang bisa tidur nyenyak karena otak ini selalu memikirkan apa yang akan terjadi esok hari. Maklum ini adalah pendakian pertamuku juga mana jarang olahraga lagi.Pagi hari yang cerah menyapa, kamipun bersiap untuk menuju terminal cicaheum dengan berjalan kaki coz basecamp juga ga terlalu jauh dari terminal. Bus menuju garut menjadi tujuan kita bersama perjalanan akan menempuh waktu sekitar 2 jam jika lancar dan akan membawa kita sampai SPBU Tanjung untuk bertemu dengan guide kami Mr.Abas sang petualang yang juga teman sekelas kami sih. Jam 10 pagi kami bersiap untuk menuju pos berikutnya sambil mencari masjid untuk shalat jumat dan juga mengisi perut sebelum pendakian.

Perjalanan dari kaki gunung dimulai sekitar jam 1 siang dimulai dengan menelusuri jalan datar berbatu menuju pos awal. Sebenarnya kita bisa menumpang truk yang tiap harinya hilir mudik mengangkut pasir di area bukit tetapi kita memilih untuk tetap berjalan saja menuju pos berikutnya ya hitung2 pemaanasan lah. Setelah itu dimulai pendakian sesungguhnya memasuki area hutan dan sungai2 kecil yang mengalir. Belum apa2 ada teman kami yang sudah kelelahan maklum juga sih dia membawa perlengkapan yang begitu berat. Untuk mejaga kekompakan kita harus tetap bersama jangan egois meninggalkan teman yang ada di belakang. Wah ada mata air yang jernih nih, langsung saja kita beristirahat sejenak isi perbekalan air sebelum memulai pendakian kembali. Gunung ini sebenarnya cukup extreme dan tidak disarankan bagi pemula karena pendakian cukup terjal karena memang sepertinya tidak dibuatkan rute khusus untuk ke puncak. Bisa dilihat gambar di bawah ini hati2 cukup licin juga nih. Untung saja bukan musim hujan jadi agak aman lah.

Pendakian belum selesai sejenak kita istirahat sambil shalat ashar dulu menunggu teman lain di belakang. Hati2 tersesat karena di tengah jalan sudah ditutupi kabut sehingga kita tidak bisa melihat teman yang jauh di depan kita. Sambil menunggu kita berfoto dulu. Ada satu batu besar yang posisi begitu bagus dan jadilah foto seperti ini. Alhamdulillah saya masih cukup kuat mendaki karena yang saya pikirkan selama pendakian adalah bagaimana bisa mencapai puncak tentunya dengan selamat. Banyak sekali pelajaran yang bisa kita dapatkan untuk menguatkan mental dan jiwa kita. Salah satunya adalah bagaimana kita bisa fokus mencapai tujuan dan target2 hidup kita. Kita diajarkan untuk terus semangat pantang menyerah. jika kamu berpikir kamu bisa pasti tentunya yakinlah suatu saat nanti kamu pasti bisa mengapai impianmu. Kerja keras yang mungkin terlihat kecil suatu saat nanti pasti akan membuahkan hasilnya.

Lanjut pantang menyerah menuju puncak. Jalan sudah cukup terjal dan berbatu. Sempat beberapa kali istirahat dulu untuk minum dan menunggu anak2 yang tertinggal di belakang. Ya disini juga kita diajarkan untuk saling bekerja sama dan tidak egois sesama teman. Jalur pendakian menuju puncak di dominasi oleh semak- semak  dan sudah dibuatkan rute khusus sehingga tidak terlalu repot seperti jalur awal pendakian tadi yang berbatu. Akhirnya sampai juga di puncak gunung sekitar jam 6 sore. Tak mau terlewat kita2pun berfoto sejenak sebelum datangnya gelap malam. Angin malam sudah mulai berhembus. Ketika shalatpun kita menjadi bergetar kedinginan. Langsung saja kita membuat tenda sebelum dinginnya malam menembus kulit kami.

Memasang tenda di kelegapan malam dan desiran angin gunung. wuh dingin...masak mie... lumayan jadi sedikit hangat. Sepertinya semua makanan akan terlihat sangat enak ketika sudah berada di puncak gunung. Sambil cerita2 dulu sebelum menjelang tidur. jam 10malam kita berusaha untuk tidur. Cukup aneh juga seharusnya di puncak gunung kan dingin. tapi di puncak gunung guntur ini kami semua kepanasan. Ya karena gunung guntur ini termasuk gunung aktif jadi kita bisa merasakan panasnya isi gunung ini. Malam ini sepertinya saya tidak akan bisa tertidur jika kondisinya begini. Mau keluar tenda pasti sangat dingin + angin yang menusuk kulit tetapi jika di dalam tenda-pun kepanasan. Ya sudahlah klo begini kita istirahat saja secukupnya dan tinggal menunggu shubuh untuk shalat dan bergegas menuju ke puncak yang lainnya untuk hunting sunrise.

Pagi menjelang sekitar jam 4pagi hari masih gelap kita sudah terbangun untuk menuju ke puncak yang lain. Sang Guide kita sudah sibuk menyiapkan pasukannya yang masih pada kucel. Tapi kita semua tidak ingin melewatkan momen yang memang paling ditunggu para pendaki gunung yaitu pagi menjelang matahari terbit adalah momen yang kita tunggu untuk berfoto ria. Momen ketika matahari mulai menampakan diri dari kepulan awan dan akan terus melambung ke atas langit. Setiap orang sibuk minta difoto termasuk ane juga sih. Betapa indahnya alam semesta ciptaan Tuhan dan sebagai hamba-Nya kita wajib melestarikan alam ini. Sungguh prihatin masih terlihat beberapa sampah bergeletakan di puncak gunung.

Baru kali ini aku bisa merasakan berpijak bumi diatas awan terima kasih teman2ku semua terutama sang pawang Abas yang care banget maklum doi penghuni garut dan kadang datang mendaki sendirian ke gunung ini untuk bertapa. Alam ini banyak sekali mengajarkan kita tentang ilmu kehidupan. Hanya saja memang manusia terpilih saja yang bisa membacanya ilmu tersebut. Alam seringkali memberi kita pertanda tetapi malah banyak sekali manusia yang menyalahkan Tuhan atas bencana alam yang menimpa mereka semua.

Wah indahnya pemandangan alam di atas gunung dengan cuaca cerah seperti ini. Jadi ingin mencoba mendaki gunung yang lain. Semoga saya diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bisa menikmati keindahana alam semesta ciptaan Tuhan yang lain. Ilmu tidak hanya dari sekolah tetapi bisa kita dapatkan dari alam juga. Walaupun lelah diawal tetapi ketika di puncak kita akan serasa bangga atas jerih payah kita tadi. Seperti hidup kita ini awalnya kita harus kerja keras terlebih dahulu tetapi yakinlah suatu saat nanti kita akan merasakan hasil kerja keras kita. Apa yang kamu lakukan hari ini akan mencerminkan kehidupanmu di masa yang akan datang.

Foto kenang-kenangan yang tak akan terlupakan. Pengalaman pertamaku mendaki gunung Alhamdulillah bisa selamat sampai puncak. Ternyata hasil foto2nya lumayan keren juga neh. sampai jam 8 pagi kitapun bersiap2 merapikan barang2 untuk pulang. waduh sepatuku sampe jebol gini. Jujur kakiku sudah hampir tidak kuat untuk berpijak apalagi dengan jalan menurun seperti ini. Untunglah rute pulang kali ini berpasir dan saya bisa meluncur ke bawah sambil duduk biarlah celana kotor yang penting bisa turun dengan cepat dan nyaman. Patut dicoba tapi tetap hati-hati ya.

See You Guntur!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun