Mohon tunggu...
Dwi Basuki Rahmat
Dwi Basuki Rahmat Mohon Tunggu... -

Saya seorang pendidik, yang senantiasa belajar menjadi murid yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tewas (Cita Rasa Berbahasa)

17 Februari 2016   10:32 Diperbarui: 17 Februari 2016   19:48 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ini bukan mengenai tata bahasa, tetapi semata-mata cita rasa berbahasa.

Contoh pertama:

1) 41 Anak Tewas karena Penyakit Misterius di Papua

2) Tertimpa Tembok Kantin Sekolah, Siswi SD Tewas

Dari kedua contoh judul diatas, kata tewas dikenakan pada anak-anak. Pada angka satu, kata tewas dikenakan pada kasus seorang anak yang tewas akibat “wabah” penyakit. Sedangkan contoh pada angka dua, dikenakan pada seorang anak yang tewas akibat tertimpa tembok.

Contoh kedua:

1) Baku Tembak Selama Dua Jam, Satu Teroris Tewas 

2) Wakapolri: Empat Teroris Tewas, Dua di Antaranya Ditembak Mati 

3) Residivis Begal dan Perampok di Makassar Tewas Ditembak

4) Maling Kabel Gardu PLN Tewas Tersengat Listrik 

Dari keempat contoh diatas, kata tewas dikenakan pada teroris, residivis begal dan perampok, serta maling. Para teroris, residivis begal dan perampok tewas ditangan aparat, sementara sang maling tewas tersengat listrik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun