Mohon tunggu...
Dwi Ayu Usnul
Dwi Ayu Usnul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi S1 Ilmu Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Money

Rupiah Melonjak Usai Kebijakan Dovish The Fed, Siaga Dampak Kemenangan Trump di AS

10 November 2024   06:49 Diperbarui: 10 November 2024   07:08 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mengalami penguatan pada Jumat (8/11/2024), tercatat menguat 68 poin menjadi Rp 15.672, setelah sebelumnya sempat mengalami penguatan lebih besar hingga 80 poin. Ini menunjukkan penurunan dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp 15.740 per Dolar AS.

Analis Mata Uang, Lukman Leong, mengatakan bahwa penguatan Rupiah ini terjadi setelah The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kebijakan dovish pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang baru saja dilaksanakan. The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, sesuai dengan ekspektasi pasar. Dalam pernyataannya, The Fed menegaskan bahwa inflasi AS sudah semakin dekat dengan targetnya, yakni 2,4 persen yang menuju angka 2 persen. Selain itu, kondisi pasar tenaga kerja AS juga menunjukkan perbaikan, dengan tingkat pengangguran yang stabil di kisaran 4,1 persen pada Oktober 2024, angka yang sama dengan bulan sebelumnya. Pernyataan tersebut menambah keyakinan pasar bahwa pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut masih memungkinkan, yang menjadi faktor pendukung penguatan mata uang negara berkembang, termasuk Rupiah.

Potensi Dampak Kemenangan Donald Trump Terhadap Negara Berkembang

Namun, meski Rupiah menunjukkan penguatan, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengingatkan bahwa faktor eksternal seperti hasil pemilihan Presiden AS yang kemungkinan dimenangkan oleh Donald Trump dapat memberikan dampak negatif bagi perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut Ibrahim, kemenangan Trump akan memperburuk ketegangan perang dagang global, yang dapat memperburuk sentimen terhadap perekonomian negara-negara berkembang, serta memengaruhi kebijakan suku bunga AS ke depan. Hal ini, menurutnya, dapat memengaruhi arus modal serta memberikan tekanan pada Rupiah.

Langkah Antisipasi Pemerintah dan Bank Indonesia

Untuk mengantisipasi potensi tekanan terhadap Rupiah, Ibrahim menyarankan agar Bank Indonesia (BI) dan pemerintah Indonesia segera merealisasikan kebijakan yang dapat menjaga stabilitas nilai tukar. Salah satunya adalah revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA), agar DHE disimpan lebih banyak dan dalam periode waktu yang lebih lama di dalam negeri. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan cadangan devisa dan mendukung stabilitas Rupiah. Selain itu, Ibrahim juga menekankan pentingnya menjaga BI Rate agar tetap menarik bagi investor, sehingga dapat mendukung aliran modal masuk yang positif. Pemerintah, menurutnya, perlu menjaga prinsip kehati-hatian fiskal dengan langkah-langkah seperti pengurangan dan realokasi subsidi BBM, yang dapat membantu memperbaiki neraca fiskal negara. Di sisi lain, Ibrahim juga mengingatkan bahwa pemerintah perlu mewaspadai potensi lonjakan impor, khususnya dari China, yang dapat menambah tekanan terhadap perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan sektor eksportir domestik mendapatkan stimulus yang cukup agar dapat tetap bersaing di pasar internasional dan memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian nasional.

Penguatan Rupiah pada 8 November 2024 dipengaruhi oleh kebijakan dovish The Fed, namun tantangan dari ketidakpastian politik dan ekonomi global, seperti potensi kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS dan dampak lanjutan dari perang dagang, tetap menjadi risiko yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, pemerintah dan Bank Indonesia harus terus mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik dan memastikan bahwa Rupiah tetap menarik di mata investor, sambil mengantisipasi potensi tekanan eksternal yang mungkin muncul.

Referensi:

https://investor.id/market/379523/rupiah-lanjut-melesat-setelah-keputusan-the-fed/2

https://investor.id/market/379523/rupiah-lanjut-melesat-setelah-keputusan-the-fed/2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun