Mohon tunggu...
Dwi Auditya Muttaqin
Dwi Auditya Muttaqin Mohon Tunggu... Supir - Trip Planner - Licensed Guide - Simple and Friendly // Instagram: @dwiauditya

write to remember, speak to forget

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rumah Ori, Rumah untuk Keluarga, Mitra dan Komunitasnya

2 September 2020   11:47 Diperbarui: 2 September 2020   11:49 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Genap berusia 8 tahun, Rumah Ori, salah satu bisnis UMKM yang bergerak di bidang Food and Beverage di Yogyakarta ini tidaklah selalu berjalan mulus. Dengan tempo waktu selama itu, Muhammad Imam Bukhori, owner dari Rumah Ori sudah lengkap mencicipi asam, manis, pahit kehidupan berbisnis, hingga dapat bertahan sampai sekarang.

Ditengah masa pandemi seperti ini, Rumah Ori menjadi salah satu bisnis yang terdampak. Meskipun kategori produknya adalah Food and Beverage, yang notabenenya adalah kebutuhan premier atau utama, tapi tetap saja omzet penjualan jatuh sampai kurang lebih 80% di masa awal pandemi. Belum lagi, dengan berat hati Ori, nama panggilannya, harus membuat kebijakan menyuntik mati 3 cabang nya, yang bahkan satu cabang itu belum sempat di launching untuk openingnya, dan yang 2 lagi baru berjalan kurang lebih 2-3 bulan.

Dokpri. Rumah Ori
Dokpri. Rumah Ori

Dengan keadaan seperti ini, memang Ori sangat terpukul. Terlebih, sudah 5 tahun lamanya, bisnis Rumah Ori ini adalah penopang tonggak ekonomi dirinya dan keluarga besarnya. Ya, merintis dari sekedar hobi pada saat masa kuliah, Rumah Ori harus bertransformasi menjadi bisnis utama karena pada saat itu keluarganya mengalami kebangkrutan dan bukan hanya saja kehilangan aset, melainkan menyisakan hutang, yang tidak sedikit jumlahnya.

Berbagai pengorbanan Ori lakukan untuk bisa mempertahankan Rumah Ori. Mulai dari mundurnya waktu untuk menyelesaikan kuliah, mencari tambahan modal hingga menjadi buruh di negeri Paman Sam, atau sekedar kehilangan waktu bersenang-senang bersama teman-teman. Semua ia curahkan untuk bisa membuat Rumah Ori, yang sekarang menghidupi seluruh keluarganya tetap bertahan.

Meskipun disaat pandemi ini berat, tapi bukanlah kondisi yang paling berat. Karena Ori sudah mengalami fase yang paling berat sebelumnya. Fase dimana dia berjuang bersama ibu dan adiknya di rumah kontrakan yang hanya berukuran 6x5m untuk merintis Rumah Ori.

"Kalau sekarang, meskipun keadaan sedang sulit, tapi Alhamdulillah masih bisa makan satu orang satu piring dengan lauk dan sayur. Waktu itu, jangankan satu orang satu piring, lauk pun kami hanya mengandalkan kuah atau bumbu dari masakan yang kita jual. Sangat memprihatinkan." Tutur Ori, menceritakan bagaimana sulitnya perjuangan pada masa itu.

Ya, Ori punya cara tersendiri menghadapi fase pandemi ini, yaitu dengan cara bersyukur. Dengan keadaan seperti ini, tidak lantas membuat Ori dan keluarga untuk berhenti bersyukur, karena sebetulnya ini tidak seberapa dengan yang pernah ia lalui dulu. Selain dengan bersyukur, Ori juga menyadari bahwa ada beberapa orang yang memiliki ketergantungan terhadap bisnisnya, terutama para driver ojek online. Rumah Ori ini adalah salah satu mitra terbaik dari platform transportasi online. Oleh karenanya, para driver sering menjadikan Rumah Ori sebagai basecamp untuk menunggu orderan atau bahkan sekedar mengobrol, bercanda bersama rekan satu perjuangan.

Dokpri. Rumah Ori
Dokpri. Rumah Ori

Disaat seperti ini, sering kali Ori mengutak-atik database pemesanan para pelanggan sebelumnya untuk menemukan racikan promo yang pas agar ramai kembali dipesan. Selain itu, dimasa pandemi ini juga, banyak sekali menu baru yang Rumah Ori sediakan, yang dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi, seperti menyediakan frozen food, atau cemilan siap masak seperti bakso, pempek , atau sambal dalam bentuk botol dan lain-lain. Hal tersebut ia lakukan selain agar bikin dapur selalu ngebul, ini juga bertujuan untuk membantu pihak lain agar bisa terus mencari nafkah.

Dokpri. Rumah Ori
Dokpri. Rumah Ori

Dokpri. Rumah Ori
Dokpri. Rumah Ori

Memang tidaklah mudah, tapi dengan semangat untuk bisa membantu keluarga dan lingkungan disekitarnya, Rumah Ori berhasil merangkak untuk melewati masa yang sulit ini. Walaupun belum normal, tapi keadaan sudah sedikit membaik. Setelah pelarangan untuk makan ditempat dicabut, dengan menerapkan protokol kesehatan, Rumah Ori mulai berangsur kedatangan pelanggan.

Tapi, hal ini tidak lantas membuat Ori merasa puas diri. Karena Ori sadar bahwa pandemi ini juga tidak akan hilang begitu saja, bahkan dalam waktu jangka dekat. Maka dari itu, Ori mengagas ide untuk mengumpulkan rekan sesama pengusaha UMKM di bidang yang sama, yaitu Food and Beverage untuk berjuang bersama-sama. Berangkat dari memiliki permasalahan yang sama, yaitu pandemi covid, komunitas Food and Beverage ini membuat program sendiri untuk bisa Dayakan UMKM, yaitu keroyokan dan voucher discount.

Keroyokan adalah program yang digagas oleh Ori dan rekannya, Husna dari Kue Balok Parikesit untuk saling membantu mempromosikan bisnis sesama komunitas. Ditahap awal, Ori dan Husna berhasil mengumpulkan beberapa rekannya yang tertarik untuk bergabung dan berjuang bersama. Meskipun ada beberapa yang menolak, tapi banyak juga yang merespon positif, bahkan brand-brand besar pun menyambut baik ide tersebut, seperti: Chacha Milktea, Salad Nyoo, Panties Pizza, dan lain-lain.

Bak gayung bersambut, mereka berfikiran daripada tidak ada yang bisa mereka perbuat sama sekali, dan hanya berpasrah kepada keadaan, ikut dengan program Ori ini adalah salah satu bentuk ikhtiar. Masalah hasil? Itu urusan belakangan. Melihat hal tersebut, Ori semakin semangat, karena ternyata dia tidak sendiri, ada banyak teman senasib dan seperjuangan.

Ditahap kedua, program keroyokan masih berjalan, para anggota komunitasnya masih sangat antusias mempromosikan teman sesama komunitasnya dan bahkan juga bertambah. Sosial media para akun bisnis tersebut mendadak ramai mempromosikan bisnis orang lain juga. Tidak ada rasa khawatir dari sang owner akan kehilangan pelanggan setianya. Mereka hanya berorientasi, setidaknya ini yang bisa mereka lakukan untuk membantu sesama.

Dokpri. Rumah Ori
Dokpri. Rumah Ori

Tidak cukup sampai disitu, Ori dan komunitas yang dibentuknya, menggagas program kedua dengan membuat voucher discount dengan besaran dan jumlah yang disesuaikan kemampuan para owner. Voucher ini diperuntukan untuk disebar ketika para pelanggan melakukan transaksi di merchant mereka. Program ini memiliki harapan akan adanya cross customer antar para UMKM, sehingga bisa mempromosikan secara langsung bisnis sesama komunitasnya.

Dalam perjalanannya memang tidak akan semudah yang direncanakan. Hal-hal teknis dilapangan memang menjadi tantangan tersendiri, bagi Ori dan komunitasnya. Tapi dengan begitu mereka semua belajar, mencari solusi dan berdiskusi bersama. Pada akhirnya, semua bisa berjalan beriringan dan saling support satu sama lain, walaupun mungkin belum semua anggota komunitasnya merasakan dampak dari segala ikhtiar yang mereka lakukan, tapi setidaknya mereka mencoba, dan bergerak.

Ternyata, pandemi ini bukanlah akhir dari segalanya. Ori dengan Rumah Orinya, meyakini bahwa dengan adanya pandemi ini adalah bagian dari proses untuk dia bisa lebih kuat lagi dan bertahan dari segala keadaan. Dan semoga itu bisa diaplikasikan oleh teman-teman para UMKM lainnya dan bisa berjuang bersama-sama.

Bersatu kita kuat, bercerai kita runtuh.

Yogyakarta, 02 September 2020

Dwi Auditya Muttaqin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun