Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tidak Ada Manusia yang Sempurna

5 November 2024   14:53 Diperbarui: 5 November 2024   16:21 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lahir dari rahim ibu, tumbuh besar dengan dipenuhi oleh harapan mimpi dan cita-cita, itu idealisme manusia, ingin sempurna tetapi semua sebatas angan, kesempurnaan yang dikejar hanyalah halusinasi.  Sebetulnya tidak ada manusia yang sempurna, selalu ada kekurangan selalu ada kesalahan dan ketidakberimbangan antara mimpi dan kenyataan.

Perjalanan Ketidaksempurnaan Manusia

Perjalanan manusia dimulai dari orok yang berteriak setelah keluar dari gua garba,melihat dunia, tangisan yang menjadi sumber kelegaan sekaligus awal tantangan manusia dimulai. Ia mengejar susu, sebuah usaha di tengah kelemahan-kelemahan dan gegar budaya dari ruang sempit rahim ke ruang luas dunia.

Menyusu membuka wawasan kehidupan dengan terus mencari dan mencari. Kadang tangis membahana karena manusia  kadang harus kecewa dengan banyak hal, yang sebetulnya ingin dicapai tapi tidak terakomodasi. 

Setiap manusia menginginkan kesempurnaan, namun lagi-lagi rasa kecewa, sedih dan rintangan selalu datang tidak terduga. Apa yang tergambar dan tersimpan dalam memori otak dan rasanya kadang harus terkubur karena ketidakmungkinan yang diakibatkan oleh situasi dan juga perbedaan visi antar manusia. 

Ada hambatan dari manusia ke manusia lain. Dalam hal ini komunikasilah yang menjadi kendala untuk menyamakan persepsi.

Antara ibu dan ayah, antara ayah dan anak, antara ibu dan anak dan antar anak sendiri mempunyai kendala komunikasi, Tidak semua keinginan bisa dipenuhi seorang ibu, ada ayah yang semakin besar susah mengerti apa keinginan anak.

Ada visi ibu yang tidak bisa dipenuhi seorang ayah, ada kemauan yang terhambat karena ketidakmampuan orang tua memenuhi harapan seperti yang tergambar dalam mimpi-mimpinya. Ada beberapa orang tua mendidik dengan keras, menanamkan disiplin dan tidak segan-segan memberi sanksi fisik untuk meredam arusliar primordialisme manusia yang sering muncul ketika orang tuanya cuek dan tidak peduli dengan fase perkembangan anak.

Semakin besar semakin menyimpan rasa kecewa dan sadar susah sekali mengejar kesempurnaan, Apakah manusia bisa sempurna, cerdas, kaya raya, ganteng dan selalu beruntung. Yang ada dia kaya, cerdas, tapi mempunyai fisik tidak sempurna, hanya segelintir manusia yang dobel keberuntungan sudah kaya, pintar, ganteng sekaligus jujur, tapi selebihnya selalu ada kekurangan. 

Dari yang mendekati sempurna saja tetap ada kekurangan entah mempunyai penyakit bawaan atau terkendala dengan masalah psikologis lainnya, atau ada masalah lainnya yang membuat manusia sempurna hanyalah mitos atau dongeng yang susah ditemukan di dunia nyata.

Dalam perjalanan manusia terus didera berbagai cobaan, kehilangan orang yang dikasihi, kehilangan motivasi, kegagalan meraih hal-hal yang sudah dibayangkan. Ada rasa frustasi, putus asa yang membuat semangat hilang. Manusia seperti kehilangan jati diri, emosi meluap,  kesabaran menipis, mentalitas turun drastis.

Jika melewati masa krisis, manusia bangkit dan pelan-pelan bisa berdiri tegak, belajar dari kegagalan, belajar dari kesalahan. Ia mempunyai akal untuk mengingat dan menghindari kesalahan yang sama. 

Semakin sedikit mengalami ujian penderitaan dan berbagai gejolak kehidupan semakin rentan ia ketika dewasa, karena mentalitasnya rapuh dan gampang tumbang ketika badai masalah datang. Saat mentalnya tidak cukup menampung berbagai terpaan maka seringkali gelap mata dan mengakhiri masalah dengan masalah lainnya, menutup episode kehidupan memilih jalan kematian.

Manusia dan Keterbatasan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun