Kebijakan pemerintah pun berhubungan dengan kepastian hukum. Ketegasan untuk memberi hukuman berat terhadap pelaku kejahatan korupsi yang merugikan negara. Jika pemerintah lembek terhadap pelaku korupsi dan kolusi maka apapun kebijakan pemerintah akan mendapat tanggapan negatif dari masyarakat.
Tapera adalah sebuah kebijakan yang mulia namun penerapannya seperti sebuah misi berat menembus krisis kepercayaan dan ketidakberdayaan masyarakat terhadap lonjakan harga-harga yang saat ini sangat dirasakan masyarakat.
Jika masyarakat sudah siap mental, artinya penerapan hukum sudah pasti, apapun kebijakan pemerintah baik yang berisiko kecil maupun besar akan mendapat apresiasi. Yang perlu dibenahi saat ini adalah menjaga kepastian hukum, membuat jaminan pulihnya kepercayaan hingga masyarakat dengan pemerintah saling bahu membahu membangun Indonesia menjadi lebih baik.
Sebetulnya Indonesia boleh berbangga bahwa saat ini Indonesia termasuk negara yang kuat dalam bertahan dalam badai krisis akibat bencana covid-19. Banyak negara kolaps, mengalami defisit finansial, mengalami lonjakan utang, ada yang sampai bangkrut, dan perlu bantuan dari negara lain. Negara-negara Eropa pun banyak mengalami inflasi, Jepang terlilit inflasi tinggi, Amerika juga mempunyai utang yang sangat besar hingga mempengaruhi krisis multidimensional.
Sayangnya baru-baru ini stabilitas politik Indonesia masih perlu pemulihan dengan munculnya banyak demonstrasi, banyak protes di jalanan. Semoga transisi dari penguasa sebelumnya ke pemerintah baru bulan Oktober nanti berjalan dengan mulus, sehingga tidak ada lagi gejolak yang membuat perkembangan perekonomian terhambat.
Bagaimanapun pemerintah tengah membantu masyarakat melewati krisis. Selalu ada pro dan kontra karena masyarakat mempunyai pemikiran dan pendapat yang beragam. Tidak ada jaminan sebuah kebijakan akan memberikan kepuasan pada semua pihak, selalu ada yang berpendapat menurut sudut pandang masing-masing.
Penulis pikir masyarakat perlu kritis, namun kekritisan masyarakat perlu solusi agar bukan hanya sekedar beda atau tidak setuju tetapi ada solusi mengenai perbedaan persepsi yang muncul dalam masyarakat.
Menjaga Harapan dan Optimisme PekerjaÂ
Masyarakat masih mempunyai harapan untuk bisa mendapatkan rumah layak huni dan terjangkau, jauh di masa yang akan datang tanah dan lahan akan semakin sempit, maka kepemilikan rumah masyarakat bisa berbentuk rusun, apartemen. Ketersediaan subsidi dan kemudahan mendapatkan rumah memberi semangat masyarakat untuk bekerja, bekerja keras untuk membangun negara dengan banyaknya kesempatan bekerja dalam sektor formal maupun kesempatan usaha sendiri alias wiraswasta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H