Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Antara Mendidik

26 Mei 2024   10:43 Diperbarui: 26 Mei 2024   11:03 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spirit Of Adventure salah satu kegiatan Wisata edukasi BPK Penabur Jakarta (Kompas.com)

Istilah Dharma wisata, karya wisata, study tour dan istilah lain di lembaga pendidikan adalah salah satu bagian dari kegiatan mendidik siswa untuk mengenal dunia secara lebih luas. Bukan hanya studi secara teori, tetapi mengenal dunia luar terutama tempat-tempat bersejarah seperti museum, kota-kota yang berhubungan dengan kemajuan teknologi industri, tempat wisata alam yang berhubungan dengan pengetahuan alam dan geografi.

Baiklah sebelum bicara tentang study tour marilah mencoba menelaah apa sih sebenarnya istilah study tour itu  atau karya wisata dalam KBBI arti dari karyawisata kunjungan  ke suatu obyek dalam rangka memperluas wawasan dalam hubungannya dengan pekerjaan atau sekelompok orang. salah satu kegiatan pembelajaran paling menarik adalah karya wisata atau dalam istilah asing study tour.

Resiko sebuah Perjalanan  

Kegiatan hangout atau keluar pagar sekolah memang bukan tanpa resiko. Banyak hal yang dipikirkan oleh guru sebelum mengusulkan para anak didik kegiatan keluar. Salah satunya berhubungan dengan transportasi. Kenyamanan transportasi sangat diperlukan untuk menjamin keselamatan anak didiknya, Pemilihan Bus, perkiraan rute dan konsumsi dan penginapan kalau sampai berhari-hari sangat dipikirkan.

Guru akan mengadakan rapat dan memilih moda aman, tapi terutama juga berhubungan dengan budget yang ada. Sekarang biaya transport mahal, apalagi jika dihadapkan pada perusahaan travel atau biro perjalanan, perusahaan transportasi yang tingkat keamanannya terjamin. Semakin bagus armada tentunya akan semakin layak untuk dibawa mengantarkan anak didik berkegiatan menggunakan transportasi darat.

Memang resiko kecelakaan dan rem blong itu sebuah kasus, itu sebuah insiden yang tidak bisa dihindari, setiap perjalanan  selalu ada resikonya. Untuk meminimalisir kecelakaan, cek kelayakan kendaraan, kondisi mesin, gaya mengemudi kendaraan dari sopir bus juga perlu diperhatikan. Ngebut atau asal cepat tidak direkomendasikan, cara mengemudi yang safety/ nyaman sangat sangat penting menjaga kepercayaan orang tua, siswa, guru dan pengendara lain di jalan raya.

Tujuan dari study tour atau karya wisata adalah membuat anak didik terbuka ketika melihat museum yang menyimpan benda-benda bersejarah, betapa perkembangan peradaban negara bisa dilihat dari penyimpanan benda purbakala, peninggalan sejarah masa lampau. Datang ke tempat pariwisata alam seperti pantai atau puncak menyiratkan bahwa anak didik bangga dengan keindahan alam negaranya, bukan hanya melihat dari televisi atau melihat dari internet tetapi bisa membuktikan sendiri betapa negara sangat kaya dan subur dengan munculnya banyak tujuan wisata alam di Indonesia.

Pengalaman penulis ketika mengantarkan siswa study tour beberapa tahun lalu di Bandung (foto Joko dwiatmoko)
Pengalaman penulis ketika mengantarkan siswa study tour beberapa tahun lalu di Bandung (foto Joko dwiatmoko)

Masalah biaya untuk mengadakan study tour, sudah jauh-jauh hari disosialisasikan pada orang tua, biaya akomodasi itu tentu sudah diperhitungkan besarannya sehingga mampu menutup semua-pengeluaran termasuk parkir, tiket ke tempat wisata atau museum dan juga sewa penginapan. Masalah apakah kegiatan study tour itu bisnis menguntungkan bagi guru, tidak seluruhnya benar.

Kalau guru pendamping atau wali kelas mendapat jaminan  untuk tidak ikut mengeluarkan biaya perjalanan itu adalah sebuah konsekwensi tanggungjawab. Membawa banyak murid dengan berbagai karakter tentu butuh pengawasan ketat. Bukan berarti guru berleha-leha malah kadang guru kurang tidur karena harus memperhatikan satu persatu perilaku siswa yang bisa membahayakan perjalanan study tour, Di penginapan memastikan anak didik istirahat cukup, ,mencegah anak kelayapan keluar tanpa ada pengawasan.

Tanggungjawab Seorang Guru Terhadap Keberlangsungan Kegiatan Anak Didik

Sebuah resiko dari pekerjaan adalah konsekwensi dari tanggungjawab yang berat. Guru itu memperhitungkan banyak hal dalam mengadakan kegiatan. Kalau sukses dipuji kalau ada cacat sedikit akan mendapat komplain dan dan juga hujatan.

Munculnya berita kecelakaan saat study tour  akhir-akhir ini adalah sebuah fenomena dari berbagai masalah hukum, ketegasan dalam hal aturan main  transportasi. Rem blong dan ketidaklaikan armada bus misalnya adalah sebuah tanggungjawab pelayanan transportasi. Setiap perusahaan harus ketat menerapkan masalah disiplin dan kontrobusi sopir dan krunya. Harus punya standar yang layak memastikan bahwa sopir dan awaknya, serta pemandu tournya adalah orang-orang berpengalaman yang tahu bagaimana menjamin keselamatan penumpang.

Di sisi lain juga didukung kerjasama baik antara biro jasa travel, guru pendamping dan juga sekolah. Masalah kecelakaan setiap manusia tidak bisa memprediksi kapan kecelakaan terjadi. Manusia hanya bisa mencegah dan meminimalisir resiko perjalanan. Bisa jadi bukan salah armada transportasinya saja tetapi juga kondisi lapangan dan juga akibat kelalaian dan kecerobohan pengendara lain di perjalanan sehingga memicu kecelakaan terjadi.

Ketika muncul kasus rem blong, bus terjungkal ke jurang, menabrak tiang, tabrakan dengan sesama kendaraan banyak sekali tanggapan netizen, rupa-rupa pendapat. Yang telak adalah ketika ada netizen memaki dan mengumpat bahwa semua guru-guru di Indonesia itu terlalu berorientasi pada uang sehingga membuat kegiatan yang hanya menguntungkan guru tetapi merugikan anak didik dan orang tua. Sebuah kritik dari pengelolaan organisasi pendidikan di sekolah. Apakah sepenuhnya salah guru atau guru sekedar menjadi kambing hitam atas ruwetnya kebijakan pendidikan di negara ini.

Sebab sebuah masalah selalu merembet pada masalah politik akhir-akhir ini. Akhirnya masalah kebijakan publik dan keberpihakan serta terlalu politik arah kritik netizen akhir-akhir ini. Kalau masalah selesai dengan baik maka perlu dipecahkan bagaimana solusinya agar kegiatan study tour tetap berjalan, namun kegiatan itu tidak sampai membuat masalah yang membuat orang tua khawatir terhadap keselamatan anaknya selama melakukan perjalanan. Masalah biaya okomidasi dari sebuah kegiatan orang tua dan guru tentunya sudah punya komitmen. Sebab Di sekolah study tour adalah kegiatan ekstra wajib yan sudah berlangsung lama. Banyak yang sukses membuat anak terbuka dan bisa memberi bekal pendidikan karakter dan cinta tanah air. Saat ada kasus kecelakaan, tentunya tidak bisa digeneralisir bahwa guru biang dari kecelakaan tersebut atau lembaga pendidik hanya membuat orang tua menjadi sasaran pemerasan lembaga pendidikan.

Ada konsekwensi dari pembelajaran. Sekolah swasta yang SPP dan biaya gedungnya mahal sebanding dengan fasilitas dan kualitas pendidikan yang disediakan. Orang tua bisa memilih sekolah sesuai kemampuan. Untuk bisa masuk sekolah favorit perlu esktra biaya, tetapi orang tua pasti sudah berhitung tidak apa-apa membiayai anak cukup mahal asal masa depan anaknya terjamin dan ada juga jaminan kualitas bila siswa meneruskan jenjang pendidikan selanjutnya.

Guru, Lembaga Pendidikan dan Suara Kritis Netizen

Rasanya netizen dan pegiat medsos yang amat keras mengkritik guru dan jajarannya dalam mengadakan study tour harus berpikir ulang sebelum melontarkan kritik. Guru bukan tanpa resiko. Mereka sudah biasa dihujat dan dikritik, tetapi yang perlu diketahui tanggungjawab dalam mendampingi anak selama di perjalanan itu sungguh luar biasa. Kewaspadaan guru bukan sekedar memastikan kehadiran tetapi juga memantau tingkah laku, sopan santun, asupan makanan dan istirahat anak didik selama di perjalanan.

Jadi kalau mau tahu betapa besar tanggungjawab guru apakah perlu netizen sesekali ikut menjadi pendidik untuk melihat betapa banyak harus dipikirkan ketika mengadakan sebuah kegiatan hangout.

Sudah menjadi resiko di era keterbuakaan dan medsos ini menerima kritikan, nyinyiran makian yang sangat tidak mengenakkan. Ada mungkin oknum  guru yang bermain api dengan membuat bisnis kegiatan di sekolah tetapi prosentasinya pasti lebih kecil sebab yang utama tujuan dari kegiatan Dharma wisata atau study tour, atau karya wisata adalah wisata edukasi, membuka wawasan anak didik terbuka terhadap dunia luar selain  institusinya. Ini akan menumbuhkan kecintaan negara dan tanah airnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun