Sebagai guru yang hampir setiap hari melewati jalan Gajah Mada, dampak arus lalu lintas di sepanjang jalan dari Harmoni sampai Kota benar-benar terasa.Â
Rekayasa lalu lintas menyisakan banyak masalah yang dialami oleh gedung-gedung dan pekerja yang berada di tepi proyek MRT. Yang terdampak terutama adalah anak sekolah sebab mereka mengandalkan transportasi pribadi baik mobil maupun  motor, serta ojek online.
Dampak Pembangunan MRT Sementara, Kemacetan Parah
Saya mengajar di sekolah yang kebetulan berada di dekat proyek MRT, merasakan betul betapa susahnya akses menuju sekolah.Â
Kalau tidak berangkat pagi-pagi benar dari rumah, stres merasakan kemacetan Panjang menuju sekolah. Hanya ada beberapa akses yang bisa dilalui, disamping Pelni dan dari arah Alaydrus.Â
Untuk drop siswa kalau nanti jalur Gajah Mada ditutup maka mau tidak mau orang tua dan pengantar balik lagi di jalur macet Alaydrus, hotel Triniti dan Telkom.
Sudah bisa dibayangkan bagaimana emosi pengantar dengan kesemrawutan arus lalu lintas. Jalan sempit, klakson memekakkan telinga, keterburuan mendatangkan segala macam caci maki yang hadir akibat terhambatnya arus lalu lintas.
Dampak MRT yang proyeknya akan selesai diperkirakan 5 tahun mendatang itu harus segera dicarikan solusi.Â
Sebab perekonomian, okupasi anak sekolah dan ketidaknyamanan perjalanan benar-benar membuat pekerja, guru, anak didik, orang tua, pelaku bisnis kuliner, pramusaji, karyawan Mal merasakan dampaknya yaitu mobil, orang-orang menghindari melintasi daerah yang terkena proyek.
Di masa yang akan datang mungkin saja akan bangkit perekonomian setelah semua proyek selesai. Tetapi 5 tahun itu bukan waktu yang pendek, terutama bila dihitung dari perhitungan bisnis dan juga ketertarikan siswa untuk sekolah di dekat proyek MRT.Â
Mungkin sama yang dialami masyarakat yang berada di jalur MRT dulu misalnya di Fatmawati dan jalan sepanjang CSW, Blok M, Jalan Iskandarsyah, Â Melawai, sampai ke lebak Bulus.Â
Sekarang mereka merasakan betul dampak MRT yang bisa mempercepat perjalanan menuju ke arah pusat Jakarta.Â
Semoga pemerintah terutama wali kota Jakarta Barat, DKI Jakarta mendengar dan mencoba memberi solusi atas permasalahan kemacetan dan dampak dari proyek MRT yang tengah berjalan tersebut.
Saat ini dari kecamatan terutama kecamatan Gambir, Kelurahan Petojo, Mal Gajah Mada, MRT tengah mencari solusi agar ada pemecahan atas keruwetan arus lalu lintas dari Hayam Wuruk, Gajah Mada, Roxy.
Menunggu Solusi dari Pemerintah dan Konsorsium MRT
Salah satu hal yang memberikan semangat belajar dan mengajar adalah masalah kenyamanan. Kenyamanan diperlukan untuk memberi semangat lebih belajar.Â
Jika sejak berangkat suasana hati sudah tidak nyaman akibat selalu terjebak kemacetan dampaknya ke psikologi anak tidak baik, ada banyak masalah yang muncul akibat tekanan psikologis tersebut.Â
Anak cenderung berulah dan hilang konsentrasi saat belajar. Semangat untuk belajar berkurang karena suasana hati tindak mendukung.
Pembangunan infrastruktur, layanan transportasi darat, selalu menyisakan banyak cerita. Ada yang diuntungkan tetapi banyak yang dirugikan hanya diam dan akhirnya pelan-pelan menyingkir dari lingkungan yang terdampak. Â
Sekitar Gajah Mada Mal adalah pusat kuliner, bermacam jenis kuliner dari soto, bakso, warung tegal, warmindo, nasi goreng, nasi Padang, aneka minuman, toko kelontong, bubur cianjur, bubur Cirebon, foto copy, Kwetiau, dan masih banyak makanan berderet sepanjang jalan Pembangunan I.Â
Jika makan siang tiba maka karyawan dari arah Hayam Wuruk, Gajah Mada, Pembangunan, Alaydrus, Pengadilan Negeri, Pelni bahkan pegawai Istana sering mencari makan di seputar jalan Gajah Mada.
Sekarang ini orang akan mikir datang di sekitar Jalan  Gajah Mada menghindari kemacetan, mencari tempat lain yang gampang dijangkau. Kepada konsorsium MRT semoga bisa duduk bersama memikirkan dampak dari pembangunan.Â
Memang tidak bisa dipungkiri setelah selesai pembangunan pergerakan ekonomi berjalan normal, tetapi dampak bagi sekolah swasta khususnya seperti sekolah Penabur akan sangat terasa pada daya tampung anak didik yang jauh menurun, juga sekolah-sekolah terdekat seperti, Bunda Mulia, Sekolah Kristen Ketapang. SMAN 2Â
Jakarta dengan segala problemanya selalu menyimpan cerita. Ketika ada wacana pemindahan ibu kota, Jakarta tetaplah masih magnet ekonomi. Â
Dengan semakin majunya moda transportasi darat, bisnis akan berjalan lancar. Kue pembangunan infrastruktur bisa dirasakan semua lapisan masyarakat.Â
Banyak harapan Indonesia menjadi semakin maju, meskipun muncul demo ketidakpuasan terhadap pemerintah tetapi masih tetap dalam batas kewajaran karena semakin lama masyarakat semakin modern cara berpikirnya dan mau diajak kerja sama memajukan Indonesia yang banyak potensinya. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H