Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Simbolisme "Sandal" dalam Lukisan Seniman Kembang Sepatu

10 Oktober 2023   12:08 Diperbarui: 10 Oktober 2023   12:25 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang guru seni rupa Kembang Sepatu nama beken dari Setyo Purnomo  sudah kenyang pengalaman mengajar. Namun sebagai seniman seperti ia juga tidak kalah pengalamannya. Dua profesi itu seiring sejalan hingga saat ini ia begitu aktif berpameran dan juga masih terus memotivasi murid-muridnya untuk mencintai dunia seni.

sumber gambar:asianpost.id
sumber gambar:asianpost.id

Ia adalah guru aktif, tetapi tergabung dalam pelukis Jakarta. Lukisan-lukisan Kembang Sepatu beragam dan terus bertransformasi dengan situasi dan kondisi masa kini. Dalam pameran terakhir sandal  jepit menjadi sumber ide untuk melontarkan kritik sosial.

Sebagai penyuka dunia seni penulis kagum dengan ide-ide dari para seniman yang selalu mempunyai kreativitas untuk menampilkan kebaruan terutama ide dan aliran yang muncul dan perkembangan seni rupa modern. Salah satu pelukis yang kebetulan saya kenal adalah Kembang Sepatu. Ia  bersama 6  pelukis Irawan Karseno, Prisade Santoso, Puguh TJs Warudju, Sonni SK dan Tato mengadakan pameran di IFI (Institute Francaise d'Indonesia) Jalan Wijaya 1 Jakarta Selatan. Pameran yang diberi tema Regardez- a yang berarti lihat-lah.

Sumber dari dokumen Kembang Sepatu (Setyo Purnomo)
Sumber dari dokumen Kembang Sepatu (Setyo Purnomo)

Pengantar dari pameran 7 pelukis ini adalah memberikan kode akustik tentang kinerja dari indera visual. Seni rupa pada dasarnya melibatkan visual. Kecerdasan visual seniman menemukan kreativitasnya dengan menorehkannya di media kanvas dan kertas. Media itu kemudian ditahbiskan sebagai produk budaya ketika dipamerkan di galeri atau museum yang menandakan pengakuan publik atas reka daya dan imaji seniman rupa.

Sudah beberapa kali penulis membahas tentang seni dan publikasinya dan dari katalog-katalog seni yang pernah penulis baca pameran adalah sarana seniman menampilkan jatidirinya. Pameran adalah representasi seniman untuk mengenalkan karyanya.  Dari pameran kemudian seniman dikenal dengan torehan karyanya.

Salah satu pelukis yang masuk kategori muda yaitu Kembang Sepatu menampilkan beberapa lukisan yang mengeksplorasi sandal untuk melukiskan dinamika sosial politik di Indonesia. Sandal jepit, sepatu, bagi manusia posisinya diinjak-injak. Sandal simbol pengorbanan masayarakat sebagai rakyak jelantah(jelata). Selalu dikorbankan manusia untuk melindungi kakinya dari goresan, benda tajam yang membuat kaki terutama telapaknya nyaman menapak.

Kusamnya sandal, tetap berguna bila mendapatkan  pasangan yang pas. Tanpa pasangan yang pas sebagus apapun sandal dan sepatunya.  Mau bermerk dan mahal jika hanya tersedia yang kanan saja atau yang kiri saja yang Knocked Out.

Ronin atau para pendekar samurai yang tidak bertuan lebih mengandalkan  idealisme masing-masing menguatkan aktualisasi  makna dan nilai-nilai , melalui kreasi simbol-simbol.

Saya sudah lama  menulis di kompasiana, namujn beberapa bulan seakan tidak mempunyai gairah menulis. Bukan berarti tengah putus asa terhadap kegiatan menulis, namun sebetulnya sedang mengendapkan pikiran, rasa dan memperdalam intuisi (konon hanya sebuah alasan untuk rehat sejenak dari menulis). Gairah itu sebetulnya tetap membara dengan membuat tulisan-tulisan yang cukup panjang di status facebook. Sebagai guru seni saya juga masih sering melatih tangan untuk tidak kaku menorehkan goresan tinta atau kuas agar tidak kaku dan lupa caranya melukis.

Kembang Sepatu menghentak dan membangunkan saya untuk kembali menulis. Ya melukis dan menulis sama akan berkembang jika dilakukan dengan konsisten dan intensitas lebih agar menghasilkan karya yang baik. Penulis akan lebih dikenal jika sering mengupload di media, sering berinteraksi dan tukar pengalaman dengan penulis lainnya. Pelukis akan lebih jauh berkembang jika sering berkarya dan juga memamerkan karyanya di event pameran.

"Yuk, Mas Bro bangun semangat untuk berkarya seni. Mari sama-sama berjalan, dikau menulis, aku melukis."

Ya menikmati dan menggeluti seni itu butuh totalitas. Kembang Sepatu konsisten total melakoni jalan hidupnya dengan menjadi seniman sekaligus guru. Lelaki dengan rambut keriting dan ciri khasnya mengenakan topi kotak-kotak dan topi ala Rusia tengah menancapkan cakarnya untuk mengukuhkan kuda-kudanya dalam belantara seni yang butuh mental "struggle" untuk bisa bertahan dan sukses.

Butuh jalan panjang dan semangat juang tinggi agar pelan-pelan karyanya diakui dan dicatat sejarah. Bukan hanya dengan jalan ninja yang dilakukan instan dan penuh resiko.

Pameran di IFI berlangsung dari tanggal 5 sampai 31 Oktober 2023. Ayo selagi masih buka segera kunjungi untuk melihat 7 ronin menampilkan karyanya. Alamat IFI di Jalan Wijaya 1 no 48 Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun