Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Relawan Politik Versus Partai Politik

23 Mei 2023   10:48 Diperbarui: 23 Mei 2023   10:51 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tafsir datang dari tiap pribadi yang sudah mempunyai pilihan pada tokoh tertentu. Sebagai negara demokrasi terbesar maka setiap kepala manusia warga masyarakat mempunyai hak untuk berpendapat dan memilh. Tetapi kadang karena saking fanatisnya pada figur tertentu dengan segala cara akan menjelek-jelekkan figur lain.

Saling Serang Di Antara Relawan Politik dan Partai Politik Tidak Terhindarkan

Yang terjadi saat ini iklim politik mulai panas, serangan-serangan terhadap calon presiden semakin masif, para politisi mulai bergerilya untuk mendapatkan simpati. Mereka yang dulunya sekawan, satu sekondan, pernah menjadi jubirnya berbalik arah, menyerang dan mengorek kekurangan "musuh".

Saling berbalas pantun, berbalas prestasi masa lalu dan mencari titik lemah yang bisa dijadikan senjata untuk mengurangi simpati masyarakat terhadap tokoh yang saat ini berseberangan dengan visi dan misinya. Setiap calon mempunyai paradigma perubahan, jarang yang mau melakukan janji untuk melanjutkan apa yang sudah dikerjakan pemerintahan sebelumnya.

Relawan yang lahir dari persamaan visi dengan figur tertentu dianggap musuh ketika ia memilih figur lain yang berbeda dengan partai politik. Bisa jadi relawan itu adalah orang-orang independen yang menjadi volunter berangkat dari keprihatinan yang dilihat mereka selama ini yang menganggap banyak tokoh politik yang hanya gimmick saja, berlagak wakil rakyat dan royal memberi bantuan hanya saat mereka membutuhkan suara rakyat, suara masyarakat, setelah sukses duduk di eksekutif maupun legislatif mereka mendadak lupa ingatan. Tidak sadar bahwa mereka bisa duduk di parlemen ataupun terpilih sebagai pemimpin atas jasa rakyat.

Semakin mendekati semakin ramai dan marak perdebatan di medsos, tetapi semoga saja tidak membuat masyarakat terbelah, tetap sebagai bagian dari dinamika politik dan demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun