Ujung boleh dikatakan istilahnya sekarang silaturahmi mengambil kata berkunjung atau mengunjungi. Mendekatkan persaudaraan dan membuat kami merasa ada ikatan kuat untuk terus guyup rukun.
Sayangnya setelah besar, setelah dewasa, kebiasaan ujung semakin hilang. Saat ini rasanya semacam ada sekat yang merintangi yaitu perbedaan. Atau rasa enggan muncul karena egoisme pribadi yang tersekat oleh perbedaan agama. Padahal ujung itu sebetulnya adalah warisan tradisi Jawa, dengan Islam tradisional sebagai pelopornya dan budaya Jawa yang melekat kuat zaman dahulu.
Meskipun tradisi itu banyak hilang di kota, tetapi di Jawa khususnya pedalaman dan kota-kota pinggiran masih melakukannya. Mengingat tradisi itu kami jadi rindu untuk pulang, meskipun sudah beberapa tahun di hari lebaran kami sekeluarga jarang mudik.Â
Rasanya ingin merasakan kembali sungkem kepada orang tua dengan wejangan khas dari para orang tua dengan bahasa jawa kental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H