Anak yang aktif, kreatif, supel biasanya datang dari orangtua yang peduli pada perkembangan anak. Dalam kesibukan mereka masih bisa menanamkan karakter baik untuk anak sehingga kendali orangtua yang terbuka dalam mendidik anak lebih mandiri membuat anak bisa berinteraksi dengan luwes pada semua teman-temannya selama di sekolah.
Privilege anak muncul dari orangtua yang over protektif, terlalu percaya pada anak dan banyak orangtua yang selalu mendikte anak sehingga menjadi kurang mandiri.
Privilege Positif Banyak Manfaatnya
Privilege yang datang dari anak tidak seluruhnya berkonotasi negatif, kalau anak mempunyai bakat luar biasa seperti melukis, menyanyi, jago matematika alangkah lebih baik jika orangtua dan guru bekerja sama untuk mengarahkan kemampuan dan keistimewaan anak menjadi senjata untuk mendorong prestasi lebih maksimal.Â
Meskipun mempunyai privilege tetap harus ditanamkan sebuah sikap rendah hati dan mau bergaul tanpa memandang status, ataupun prestasi yang dimilikinya.
Sekolah mengajarkan tentang anak bagaimana bersosialiasi secara bijak, Orangtua mengajarkan karakter baik untuk mengarahkan anaknya tidak menjadi sombong dan tinggi hati meskipun mempunyai banyak talenta yang unggul.Â
Anak orang kaya tidak harus memperlihatkan betapa bedanya ia dengan teman yang beda level dan status kehidupan sosial.
Kemandirian dan kepercayaan anak bertumbuh dari orangtua dan keluarga yang humble yang bisa menempatkan diri tanpa perlu memberi sekat dan pengaruh buruk pada mental anak yang butuh teman untuk berbagi dan berinteraksi sosial.
Tumbuh kembang anak selain di sekolah yang paling utama adalah lingkungan keluarga. Banyak kasus anak yang susah terpecahkan di sekolah salah satu karena orangtua terlalu percaya pada sekolah untuk mengajarkan karakter dan pendidikan pada sekolah.
Pendidik utama anak menurut saya adalah orangtua baru kemudian sekolah membantu mengarahkan anak dalam hal kecerdasan dengan cara transfer of science dan transfer of knowledge, juga kecerdasan sosial untuk bisa melakukan interaksi dengan teman sebaya, berorganisasi dan melakukan problem solving secara tim.
Itu sharing pengalaman saya sebagai guru dan juga orang tua. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H