Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cak Nun, Jokowi dan Sindiran Halus Mohammad Sobary

20 Januari 2023   14:27 Diperbarui: 21 Januari 2023   08:16 2170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai manusia bagaimanapun, ulama, cendikiawan, doktor, pastor, kyai pemimpin politik tetaplah manusia. Semakin dikenal, semakin berada di atas harus semakin waspada bahwa  setiap hari, setiap  berbicara, menulis dan melakukan komunikasi dengan orang lain harus selalu dijaga ucapannya, jangan sampai menyakiti, atau membuat banyak orang tersinggung.

Emha, semasa mudanya sangat aktif dalam penulisan buku, aktif dalam aktivitas budaya. Saya pernah bertemu melihat langsung Emha. Pentas teater dengan judul Santri-Santri Kidlir. Garapan teater dan komunitas budayanya yaitu Kyai Kanjeng telah pentas di banyak tempat. Musiknya yang kontemporer memadukan gamelan dan perangkat digital serta teaternya mewakili ragam komunitas dan lintas agama. 

Ceramahnya blak-blakan dan mudah dipahami. Terselip pesan-pesan moral dan filosofi hidup yang inspiratif. Namun tidak semua orang bisa memahami isi ceramahnya.

Bagi yang masih berpikiran tradisional pemikiran Emha tentunya tampak nyeleneh, namun sebenarnya buku-buku yang ditulisnya sarat humanisme tinggi. Ia adalah sosok keluaran santri yang wawasan  pergaulannya luas. Malah ia dulu sering diundang untuk menjadi penasihat penguasa.

Hanya sepandai-pandai tupai melompat akhirnya terpeleset juga. Apalagi berbicara  di era digital. Salah ucap sedikit bisa menimbulkan banyak masalah.  sekarang Cak Nun mungkin sedang tercenung, introspeksi dan merasa harus kembali pada dirinya. 

Apa yang sudah terucap tidak bisa ditarik lagi, untuk mengembalikan nama baik bukan hal mudah, tapi dari peristiwa terpeleset lidah ini  akan menjadi pembelajaran berharga, apalagi dengan sematan budayawan bahkan bagi sebagian orang menganggapnya kyai. Bukan kyai majenun yang sedang kerasukan jin, kesambet roh halus, atau setan.

Eling lan waspada (Ingat dan waspada) itu penting, apalagi mereka yang dianggap publik figur. Jokowi mungkin tidak marah, dan menganggap auman harimau itu hanya sebagai meongan kucing saja. Bukan mengkultuskan seorang presiden namun Jokowi itu dianggap luar biasa karena ia begitu sabarnya menerima segala hinaan, cercaan, kritikan yang seringkali mengarah ke fisik, meremehkan dilecehkan oleh yang merasa harimau, yang merasa punya kecerdasan lebih.

Adigang, Adigung, Adiguna. Filosofi Jawa yang menyiratkan agar manusia tidak merasa lebih kuat dengan menunjukkan kekuatannya yang lebih besar dari yang lain, Merasa lebih berkuasa dengan menggunakan besarnya kekuasaan untuk menekan masyarakat atau orang lain, merasa lebih pintar dan menganggap bodoh manusia lainnya.

Secara obyektif penulis melihat dalam masa pemerintahan Jokowi memang masih banyak kekurangannya, terutama dalam bidang hukum dan relasi kehidupan beragama, namun banyak kemajuan terutama dalam hal infrastruktur, penanganan Covid-19 yang dianggap berhasil dan tidak bergeming dengan rayuan pada rayuan negara lain untuk mengekspor bahan mentah ke luar negeri.

Meskipun angka kemiskinan masih tinggi, usaha Presiden Jokowi dan jajarannya telah membuat pondasi perekonomian cukup kokoh, dibandingkan dengan negara-lain di dunia yang tengah dilanda krisis akibat akumulasi bencana covid-19 dan krisis finansial.

 Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, tidak risi makan bersama masyarakat dan terlihat bahwa ia adalah seorang pemimpin eksekutor, gesit dan irit kata, lebih banyak terlihat di lapangan, bukan seseorang yang berkutat di belakang meja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun