Shin Tae Young pasti tengah pusing dengan kadar egoisme yang dipunyai pemainnya. Perlu asupan gizi untuk mental pemain dengan introspeksi, melakukan melihat kembali permainan mereka dalam tayangan video, melihat bagaimana pemain seringkali hanya fokus pada diri sendiri untuk menciptakan sejarah. Egoisme yang tidak tepat, hingga membuat banyak peluang akhirnya terlewat. Penonton yang melihatpun dongkol, kesal, frustasi, meskipun pada akhirnya menang.
Vietnam termasuk tim yang mampu mempermainkan emosi lawan, terutama melihat wajah pelatihnya yang mukanya terlihat " songong ". Bahaya jika Timnas yang kebanyakan masih mudah terjebak dalam permainan keras dan penuh emosi. Sebab jika dikuasai emosi, potensi diri tidak akan maksimal dikeluarkan. Ini membuat permainan menjadi kacau.
Semoga saja masukan dari masyarakat didengar Timnas, sehingga di leg pertama di Gelora Bung Karno (GBK) sukses mengkandaskan Vietnam dengan gol mencolok, sehingga kerja Timnas lebih mudah ketika bertandang ke markas Vietnam. Sebab di sana Psywarnya jelas lebih dahsyat dan bisa mempengaruhi mental timnas.
Sekarang sebagai masyarakat hanya bisa berdoa agar Timnas bisa bermain lebih tenang, menjaga kekompakan tim, tetap kalem dan mampu bermain secara tim. Vietnam sekarang jauh lebih berkembang dalam kedewasaan bermain dan mempunyai passing-passing akurat dan efektif. Secara kualitas Individu, Indonesia tidak kalah, hanya permainan  solid yang menjadi kunci kemenangan. Bravo Timnas Indonesia, Ayo Marcelino, Ayo Nadeo, Ayo Jacob Sayuri, Arhan Pratama, Witan Sulaeman, Eggy Maulana Fikri dan teman-teman tunjukkan kekompakanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H