Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Patung-patung Religi dan Simbolisasi Keimanan, Kenapa Dipertentangkan?

22 November 2022   13:45 Diperbarui: 22 November 2022   13:53 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis tidak ingin membuat suasana relasi beragama menjadi runyam, apalagi menggugat dan memasalahkan keyakinan agama yang lain. Akhir-akhir ini netizen yang senang komentar dan senang berdebat mengincar topik panas tentang patung religi, patung yang merepresentasikan wajah Tuhan. Ada Youtuber yang lagi senang-senangnya beranjangsana tentang keyakinan, antusias membuat potcast dengan para pemuka agama, mempertanyakan dan senang menggali tentang ajaran agama.

Dengan semangat menyarankan kepada salah satu keyakinan bahwa dalam ritual beragama ada penyembahan patung yang dianggap ada jin, ada roh jahatnya atau setan. Entah padahal fungsi patung itu menurut agama mereka bukan untuk disembah, bukan difungsikan untuk ritual seperti halnya tahayul. Patung itu hanya pengingat, simbol untuk memahami kekuasaan Allah, kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas.

Namun dalam diskusi seringkali sudut pandang berbeda dan tidak pernah ketemu,  banyak orang yang cenderung terus memasalahkannya padahal sudut pandang berbeda. Kenapa harus memaksa sama, sedangkan setiap manusia itu berbeda. Masalah keyakinan adalah masalah pribadi, bukan untuk dipertentangkan dan dijadikan masalah yang akhirnya menimbulkan kebencian, konflik dan akhirnya pecah perang.

Patung hanya merepresentasikan rupa  untuk membantu visualisasi manusia memahami Tuhan.  Semakin dihancurkan akan semakin banyak patung lain bermunculan. Sebab patung itu kreasi manusia. Ia mengolah dengan imajinasi, dengan harapan mendapatkan pengakuan sebagai pematung, juga cara manusia mencintai Tuhan.

Kalau ada keyakinan lain yang tidak menyukai patung, itu adalah kenyataan bahwa tiap manusia itu tidak sama, tiap keyakinan mempunyai dasar kuat mengapa harus membuat patung, harus membuat tempat ibadah yang megah,harus berdoa  dengan aturan tertentu. Kalau doa itu membuat manusia lebih dekat Tuhan apa masalahnya dengan cara dan ritual masing-masing agama untuk membawa manusia bisa menjalin relasi akrab antara makhluk hidup dengan sang penciptanya.

Masalahnya kadang manusia selalu melihat kekurangan orang lain,  yakin dirinya paling benar,  terpilih dan paling sempurna. Manusia sering melihat orang lain tidak dengan seutuhnya hanya memandang sebelah mata. Ia melihat banyak sekali kekurangan orang lain sementara ia melihat dirinya tampak megah dalam kesempurnaan.

Kalau ada agama yang melakukan ritual dengan simbol-simbol dan ritual khas apa salahnya? Kalau mereka mempunyai cara dengan menghadirkan patung sebagai simbol kedekatan manusia dengan Sang Pencipta bukan berarti menyembah dan menyekutukan setan khan !

Patung bisa hancur, remuk dan musnah, tetapi apa yang tergambar dalam patung itu akan tetap abadi dalam imajinasi manusia, ia bisa melihat Tuhan yang ia percaya segambar dengan manusia. Semakin diremuk, semakin diredam dan dihancurkan oleh manusia lain ia akan semakin tumbuh subur selama manusia berkreasi, mewujud dan mengejawantahkan wujud Tuhan dalam ruang imajinasinya.

Jadi para netizen yang begitu detail memasalahkan patung, memasalahkan apakah ada jin didalamnya, ada wujud setan dalam patung tersebut, semuanya dikembalikan pada manusia yang melihatnya. Patung itu berisi iblis jika melihat kelakuan manusia yang biadab, kelakuan manusia yang munafik, menginginkan kesempurnaan dalam menjalankan kepercayaan, namun disisi lain melegalkan dirinya memperkosa kepercayaan orang lain atau melanggar kemanusiaan manusia lain.

Kadang karena angkuhnya manusia seperti pepatah homo homini Lupus. Manusia serigala bagi yang lain. Ia akan memakan tanpa basa basi, membunuh dengan rasa percaya diri karena merasa benar. Banyak netizen yang senang berdebat sekedar memaksa keyakinan pada paradigma dan sudut pandangnya sedangkan tiap orang dalam kebebasan spiritualitasnya meyakini jalan kebenaran masing-masing orang berbeda. Kalau mau berdebat masalah paradigma dan sudut pandang pada orang lain pasti tidak akan pernah ketemu, sebab setiap orang dalam kedekatannya pun tetap berbeda sudut pandang meskipun obyeknya sama.

Jadi jangan paksa berdebat untuk menggiring kebenaran diri sendiri. Setiap orang mempunyai jalan masing-masing, walaupun pada sisi lain ada kesamaan namun lebih baik bertoleransi atas perbedaan pandangan tiap manusia sebagai kekayaan, sebagai harmoni, sebagai pelengkap dari kekurangan masing-masing manusia.

Spiritualitas seorang youtuber dan presenter tentang patung (Daniel Mananta), hanyalah bagian dari opininya.  Yang muncul dalam kepercayaan nasrani tentang patung adalah jangan paksakan membuat sesama ciptaan Tuhan saling berdebat hanya karena "unclean spirit, kesamaan pandangan bahwa dalam patung ada jin itu sebuah logika orang yang sedang mencari jawaban. Mungkin ia mencari di tempat yang salah, ataukah sebuah kebenaran baginya. Kalau Dia nyaman silahkan, hanya jangan sampai membuat pecahbelahnya sesama manusia yang terkotak-kotak oleh keyakinan.

 Satu patung hancur akan muncul ribuan patung lainnya. Kalau simbol patung hanyalah sebagai sarana untuk semakin dekat dengan pencipta-Nya, apa salahnya membuat patung, toh patung itu hanyalah wujud rasa cinta bukan untuk disembah melainkan hanya simbol, sarana, dan tumbuhkembangnya cinta dengan mempersembahkan yang terbaik bagai yang kita cintai. Kalau itu Tuhan apa salahnya membuat patung, toh bukan untuk menyembah bendanya tetapi spirit imannya berkat patung yang dibuat dengan penuh cinta. Penuh daya kreatifitas, penuh kecerdasan visual.

Nyatanya sekarang banyak muncul Gua Maria. Spiritnya bukan menyembah dan mengkeramatkan gua, namun lebih sebagai representasi bahwa kebaikan itu ada di mana-mana. Maria yang seorang ibu, penyayang yang melahirkan Yesus dengan mengorbankan dirinya, mempersembahkan hidupnya untuk menyayangi Yesus sampai mendampinginya saat terbaring lemah saat mati dihukum salib.

Spirit keibuan kasih sayang tanpa batas, keteduhan hatinya itu yang disimbolkan dalam gua dan patung Maria. Bukan untuk menyembahnya hanya sebagai sarana agar Tuhan mendengar dan mengabulkan doa-doa manusia. Bukan karena unclean spirit. Salam Damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun