Satu patung hancur akan muncul ribuan patung lainnya. Kalau simbol patung hanyalah sebagai sarana untuk semakin dekat dengan pencipta-Nya, apa salahnya membuat patung, toh patung itu hanyalah wujud rasa cinta bukan untuk disembah melainkan hanya simbol, sarana, dan tumbuhkembangnya cinta dengan mempersembahkan yang terbaik bagai yang kita cintai. Kalau itu Tuhan apa salahnya membuat patung, toh bukan untuk menyembah bendanya tetapi spirit imannya berkat patung yang dibuat dengan penuh cinta. Penuh daya kreatifitas, penuh kecerdasan visual.
Nyatanya sekarang banyak muncul Gua Maria. Spiritnya bukan menyembah dan mengkeramatkan gua, namun lebih sebagai representasi bahwa kebaikan itu ada di mana-mana. Maria yang seorang ibu, penyayang yang melahirkan Yesus dengan mengorbankan dirinya, mempersembahkan hidupnya untuk menyayangi Yesus sampai mendampinginya saat terbaring lemah saat mati dihukum salib.
Spirit keibuan kasih sayang tanpa batas, keteduhan hatinya itu yang disimbolkan dalam gua dan patung Maria. Bukan untuk menyembahnya hanya sebagai sarana agar Tuhan mendengar dan mengabulkan doa-doa manusia. Bukan karena unclean spirit. Salam Damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H