Siapa yang harus dituntut karena nyatanya buah hatinya sendiri yang menyalahi aturan, ikut kendaraan yang tidak laik untuk ditumpangi manusia, Tetapi kadang aksi heroik lebay sering diperlihatkan penonton yang notabene masih remaja yang masih dalam tahap pencarian jatidiri.
Saat remaja dulu ketika berangkat ke sekolah waktu SMA juga pernah melakukan aksi heroik konyol, dengan menumpang mobil tetapi dengan menggelantung di pintu. Resiko harus ditanggung sendiri jika tiba-tiba pegangannya lepas. Tapi banyak remaja terus mengulang dan mengulang meskipun sering terjadi kecelakaan akibat kelalaian diri sendiri.
Itulah. Kadang manusia berotak, berakal kehilangan logika dan kendali dirinya saat emosi, marah, kecewa. Yang terjadi adalah gelombang panik, hingga tidak memberi kesempatan manusia berpikir jernih. Yang terjadi kemudian tinggal penyesalan mengapa semua mesti terjadi.
Ketika saat sedih begini jadi teringat dengan lagunya Ebiet G Ade dengan judul Untuk Kita Renungkan
Anugrah dan bencana adalah kehendak-Nya kita mesti tabah menjalani hanya cambuk kecil agar kita sadar adalah Dia di atas segalanya Ho oh adalah Dia di atas segalanya...
Â
Ini bukan hukuman hanya satu isyarat bahwa kita mesti banyak berbenah
Memang bila kita kaji lebih jauh dalam kekalutan masih banyak tangan yang tega berbuat nista
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H