Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Borobudur, Magelang, Kisah Orang-Orang "Terdekat"!

8 Juni 2022   11:05 Diperbarui: 9 Juni 2022   09:06 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang sekarang hanya bisa mengagumi dan tanpa sadar iseng, memegang dan ada tangan lebih gatal lagi menggores relief. Lihat banyak orang-orang aneh mencari cara untuk selfie dengan angle aneh. Banyak fotografer yang ingin memotret dengan angle khusus sampai merusak susunan batu dan berisiko mematahkan potongan batu arca.

Maka saking gemesnya LBP menaikkan tarif masuk agar Borobudur tidak sekadar wisata umum tetapi lebih ke wisata edukasi dan mengembalikan fungsinya sebagai tempat peribadatan besar agama Budha. 

Bisa jadi Borobudur akan seperti Labuan Bajo yang masuk ke wisata eksklusif dan eksekutif. Sama dengan menara Eiffel di Perancis yang juga mematok harga mahal untuk bisa berdiri di menara paling atas.

Borobudur yang sudah berusia berabad-abad memerlukan perlindungan dari tangan-tangan jahil, maka pembatasan pengunjung dan hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan masuk mencegah Borobudur dijadikan area vandalisme dan ulah iseng yang hanya membuat Borobudur semakin rusak dan rapuh.

Kalau niat pemerintah begitu, kami sebagai masyarakat yang apresiasinya terhadap benda seni dan peninggalan purbakala masih rendah hanya pasrah. Kami masih bisa mengintip dari luar pagar betapa megahnya Borobudur, melihat dari Bukit Menoreh, kawasan Borobudur dari jauh. Untuk tujuan edukasi mungkin kami akan bersalin rupa menjadi pelajar agar bisa masuk dengan tarif murah.

Untuk kerinduan masuk candi kami masih bisa masuk ke Candi Pawon, Candi Mendut, candi candi terdekat seputar Magelang. Candi Pendem dan Candi Asu atau Aso (di Sengi Dukun), Candi Lumbung di Tlatar Krogowanan, Magelang, cCandi Ngawen di dekat Sukorini Muntilan. 

Keliling desa wisata Borobudur, pondok tingal, museum lukis Widayat, makan sate beong di sekitar Mendut, makan kupat tahu ndompleng di Blabak Mungkid. Melihat pemandangan di Ketep Pass, memandang air terjun di Kedung khayang, menyusur jalan kecil dekat lereng Merapi di tol khayangan dan masih banyak destinasi wisata menarik di Magelang.

Jadi tidak terlalu paniklah jika tidak bisa masuk Borobudur dan menghitung tangga sampai ke puncaknya. Paling tidak dua, tiga kali di masa lampau kami sudah pernah sampai di puncak Borobudur, kalau benar tarif 750 ribu jadi diterapkan, anak dan cucu cukup kami kumpulkan untuk memperoleh gambaran tentang Borobudur.

Kami yang tetangga dekat sudah terbiasa hanya numpang lewat, sesekali melipir dari pagar-pagar yang mengelilingi Borobudur. Mungkin dengan edukasi yang mendalam dan diperkenalkan pada tiap lembaga pendidikan tentang bagaimana menghargai artefak budaya, baru kemudian dibuka lagi dengan peraturan yang lebih ketat pada para pengunjungnya. 

Maafkan kami rakyat jelata yang tidak tahu bagaimana menghargai warisan budaya bangsa yang sudah terdaftar sebagai salah satu keajaiban dunia yang harus dilindungi keberadaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun