Cinta, putus, selingkuh, sakit hati, cemburu datang dan pergi. Banyak manusia yang terjebak dalam percintaan  berakhir tragis, kisah sedih dan lika-liku hidup  penuh tantangan. Baru menemukan cinta, namun cepat berlalu karena banyak hal, dari selingkuh, sakit hati cemburu hingga akhirnya putus. Patah hati membuat orang waras menjadi kelihatan bego. Otak tidak terpakai yang ada malah frustrasi, stres, depresi dan parahnya menjadi gila.
Kalau orang sudah memasuki wilayah sakit jiwa apa yang dilakukan selain tidak lagi mengenal diri, ia bisa berjalan tanpa busana, tidak malu dilihat orang, tidak malu bahwa ia bisa tertawa, menangis, tersenyum dalam kepolosan, berjalan ke tempat umum, berteriak-teriak, berdoa tanpa merasa dosa.
Bukankah ia memang berada dalam dimensi lain, dalam dunia  jauh yang tidak terjangkau oleh nalar. Seperti memasuki dunia sepi, tetapi juga dunia yang penuh kebebasan, ada syaraf-syaraf di otaknya yang cedera, ada memorinya yang hilang.
Kecewa, membuat ia benar-benar stres, depresi hingga akhirnya masuk dalam ruangan besar yang hanya menyisakan ia dengan dirinya sendiri. Apa yang terjadi, Didik, Ahmad, Sani, Trusmi pun bisa masuk dalam ruangan isolasi yang menampung orang-orang stres dengan banyak sebab. Ada yang ditinggal pacar, ditinggal suami selingkuh dengan sahabatnya sendiri, ditinggal ibunya saat sayang-sayangnya, kecewa karena tidak diterima menjadi PNS atau menjadi gila karena tidak lolos menjadi biarawati dan rohaniwan.
Ada yang cemburu pada tuhan, kecewa dengan lingkungan dan hidup yang selalu sial, tidak kuat memenuhi target orang tua yang menginginkan dia berprestasi, selalu harus rangking satu.Orang gila butuh dan rindu menjadi waras kembali, ia ingin sadar-sesadar-sadarnya bahwa ia kembali diterima masyarakat, bisa bercanda dengan teman dan tidak lagi hidup dalam kesunyian dan kesendirian. Tidak lagi tersingkir dan menjadi bahan tertawaan, dan rasa kasihan orang-orang.
Kembali rapi, hidup dalam keteraturan dan target hidup yang jelas. LIhatlah seberapa dalam matamu bicara, Didik, dari matamu yang kosong menatap kehidupan tanpa makna, kembalilah menggenggam optimisme, pulanglah menyesap udara desa tempatmu. Tidak usahlah berpikir muluk untuk menjadi doktor atau mendapatkan istri cantik secantik artis ibukota yang selalu melakukan perawatan rutin agar terlihat glowing dan mengkilat.
Hiduplah dengan cara-cara sederhana, rengkuh yang terdekat dan jangan terlalu jauh mengkhayal. Lihat saja gerumbulan perdu bambu, ia tidak perlu polesan untuk bisa menghijaukan lembah di kampungmu. Mereka berhimpitan kadang saling merapat, tertiup angin namun tetap menyatu dan membuat burung hantupun nyaman bertengger di dahannya. Kewarasan itu diukur dengan kemampuan diri sendiri untuk memecahkan persoalan tanpa terkungkung oleh situasi rumit. Yang susah dipermudah, yang mudah jangan dianggap terlalu ringan.
Setiap orang akan menemu masalahnya sendiri, bobot tiap masalah berbeda-beda. Kalau kamu tercebur dalam masalah dan tidak segera menguraikan maka akan muncul persoalan bertumpuk yang akhirnya membuatmu terperangkap. Terperangkap dalam situasi runyam yang bahkan dirimu sendiri akhirnya lepas tangan. Semakin lepas tangan maka persoalan tidak semakin mudah, namun semakin berat.
Hadapi saja persoalanmu, jalani saja roda kehidupan yang kadang di atas, kadang di bawah. Kamu hanya harus lebih sadar dan tidak memaksa diri melebihi kemampuanmu, jika tidak bisa mengatasi perlu ada teman, ibumu, orang tuamu, sahabatmu yang mau menampung keluh kesahmu. Jangan diam. Itulah suara nuraniku, Suara yang terus menggema ketika ada masalah berat menimpa, aku tidak sedang menasihatimu kawan, aku sedang sharing, entah kau terima atau tidak terserah. Setiap orang mempunyai masalahnya sendiri. Sebagai nuranimu aku juga mempunyai persoalan, sama beratnya dengan dirimu, tetapi aku bisa kuat karena aku juga dengan yang menciptakanku, mendengarnya dan mencoba mengurai masalah satu persatu.
Tidak lagi hilang akal dan tetap sehat berpikir.
Kamu bingung khan, ternyata semakin sering curhat rasanya pikiran menjadi semakin ringan, tidak lagi terjebak dalam alur pikiran yang akhirnya membuat depresi. Kamu tahu apa itu schizophrenia Schizo afektif atau psikosa manik depresif.Pernahkah kamu bicara kacau, hidup dalam pikiran sendiri (autisma), ambivalen, seperti dua perasaan dalam satu saat. Bisa jadi kamu tengah mengalami depresi. Kalau dibiarkan kamu akan menderita sakit jiwa dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa.
Orang-orang desa zaman dulu, bingung menghadapi orang yang bergejala depresi sampai gila. Mereka yang mengamuk dan tiba-tiba meracau tidak jelas bisa jadi karena ada yang mengira kerasukan roh yang gentayangan, atau ada yang menganggap kamu kena tulah karena mungkin saja telah merusak pohon angker, kencing tidak permisi dan meludah di tempat keramat.
Lalu kamu seperti bukan dirimu, yang benar-benar tidak mengenal siapa dirimu sesungguhnya. Ketika sadar kamu meraung, sedih dan tampak tertekan karena merasa bersalah, merasa kotor dan merasa tidak berguna.
***
"Ndes, kamu jangan terlalu stres kalau ditinggal pacar, kalau kamu kentir, nanti bisa dipasung, dimasukkan kamar gelap, mau!?"
"Pacar saja nggak punya bagaimana mau stres?"
"Bisa jadi karena kamu tidak punya pacar maka kamu stres, memikirkan kenapa kamu tidak laku-laku?"
"Enak, saja gini gini banyak cewek yang suka, memangnya kamu, kambing saja lari lihat bayanganmu."
"Buajindul memangnya saya hantu blau!"
"Sssst, canda jangan marah begitu... khan kamu yang memulai..."
"Jangan banyak canda, nanti setan mampir dan memfitnah kamu, dan kamu tintrim, ngamuk-ngamuk, ngomong kumur-kumur, otak ambyar dan nginep di Kramat. Hahaha."
"Mbelgedes, ngomong yang lain kali, kok jadi ngomongin wong edan, kocluk, kentir, mbeng."
"Jangan banyak misuh. Nanti kamu kamu benar-benar miring otaknya."
Aku jadi ingat dengan mbak Wardinah. Dulu aku sering lihat dia ngomong sendiri, ngomongnya seperti doa. Katanya dulu ia pengin menjadi suster (biarawati), karena tidak kesampaian akhirnya otaknya jadi geseh. Orang menyebutnya gila. Ia pernah jalan ke pasar dengan tanpa busana sama sekali, benar-benar blejed. Namanya orang gila mana punya malu, yang ada malah malu-maluin. Tapi, kata orang Mbak Wardinah memang punya gen gila, maksudnya ada potensi gila, sakit jiwa karena keturunan. Gilanya awalnya hanya karena masalah cemburu, putus cinta, atau karena cita-cita yang kandas. Bagi yang tidak ada gen yang menurun, potensi gila itu kecil kemungkinan, namun jika punya gen yang diturunkan dari entah orang tuanya atau kakek, neneknya akan mudah kambuh.
Menurut informasi ada yang gila hanya musiman saja. Aku punya teman yang sebetulnya cantik dan pintar, tapi ia pernah tergila-gila dengan suara yang muncul dari intercom ketika sedang musim dulu, saking ngefans dan jatuh cinta oleh suara orang itu temanku itu hampir tiap hari tidak absen untuk ngebreak, istilah untuk komunikasi lewat, radio yang terhubung oleh kawat.Komunikasi yang familiar rojer-rojer dikopi ganti, ini Alfa, liliput,indigo (ngawur saja alias Ali) sedang mengudara begitu ganti.
Saking serunya temanku itu sampai terbawa suasana. Tiba-tiba suara yang ia rindukan menghilang tiba-tiba berbarengan dengan meninggalnya nenek tercintanya. Ia kaget, shock dan depresi maka ia akhirnya menderita gila menahun. Saat gilanya kambuh, minyak anginpun serasa sampo, semuanya dijadikan parfum yang bikin mual perut.
"Kamu, pacaran saja saja dia Ndes....nanti bisa sembuh...kau sembur pakai air garam lewat mulutmu pasti langsung sembuh total."
"Kamu itu sedang dalam rangka bercanda atau lagi nyindir?"
"Serius ini, dia cantik lho, sayang kalau tidak dipacari, ya meskipun kadang gilanya kumat, tapi kamu khan tipe penyabar, pasti bisa membuat dia sembuh."
"Kamu saja, sana. Kalau kamu sukses, kalau sembuh saya mau kok, jadian sama mantanmu."
Sebanyak masalah yang datang begitulah selalu ada cerita-cerita yang bisa membuat butir-butir kerinduan menari-nari di kepala. Asal tidak senyum-senyum sendiri di taman atau tempat ramai, nanti dikira benar-benar gila dan kemudian di serahkan ke RSJ atau panti sosial untuk dirawat.
"Amit-amit jabang bayi, aku jadi orang waras saja, ngeri menjadi pasien RSJ."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI