Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kemarahan Oposisi di Pucuk Ubun-Ubun

12 April 2022   09:32 Diperbarui: 12 April 2022   09:40 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemulihan ekonomi, lonjakan harga sembako terutama minyak goreng dan beberapa barang yang diperlukan masyarakat umum susah direm untuk melonjak. Harga BBM yang mengalami lonjakan akibat tekanan dari dunia dengan mahalnya minyak mentah dunia. Salah satu penyebabnya adalah infasi Rusia ke Ukraina. Ancaman akan munculnya perpecahan dari mereka para pendukung A S dan sekutunya dan Rusia dengan negara-negara pendukungnya.

Hal-hal  di atas harus juga dipikirkan mahasiswa, kalau perlu tidak usah berpikir tentang ambisi politik dan trik-trik oposisi mengganggu kestabilan ekonomi. Bukan mendukung pemerintah atau menjadi pro pemerintah. 

Mahasiswa perlu bergerak untuk menyelamatkan rakyat dan negara, caranya dengan mencari, membuka kotak misteri siapakah penimbun dan mafia yang menimbun minyak goreng, membuat para petualang politik kalangkabut sehingga ambisi untuk segera berkuasa bubar mawut.

Murnikan pikiran tetap berpikir kritis. Cari akar masalah bagaimana para spekulan dan penimbun bisa bergerak leluasa. Pastikan bahwa gerakan kritis mahasiswa itu murni karena kepeduliannya terhadap negara dan rakyat. 

Tidak mudah terprovokasi pada berita-berita media masa partisan yang cenderung mengadu domba, membuat suasana bathin netizen panas dengan akun-akun tidak jelas yang memproduksi berita tidak lagi cover both side, lebih pada judul-judul bombastis yang antara judul dan isinya tidak nyambung. 

Gerakan literasi adalah memberi wawasan berpikir mahasiswa semakin luas, membaca kasus dan masalah tuntas dan membuat analisis masalah bukan dengan emosi, namun dengan pikiran yang jernih dengan dimensi pengetahuan yang luas.

Teriakan keras di jalanan rawan disusupi agenda-agenda dari orang-orang yang ingin negara kacau, apalagi banyak kata-kata provokatif yang muncul dari grup-grup WA, grup-grup media sosial yang hanya berdasarkan berita yang disebarkan tanpa disertai sumber yang jelas. Sambil berdemo mereka mengintip status, melihat komentar-komentar yang cenderung fitnah, terbakar emosinya akhirnya melampiaskan emosi hingga berakhir ricuh.

Titik Didih Emosi Para Demonstran dan Provokasi Pihak Luar

Para oposan telah sampai pada titik emosi, beberapa kali melakukan upaya penggalangan massa dan gagal membuat demonstrasi berakhir rusuh yang akan memberi peluang bagi mereka untuk memainkan isu yang menjadi senjata untuk menggulingkan pemerintahan yang resmi.

Kalau pemerintah saat ini belum sempurna, masih banyak rakyat yang belum tersentuh bantuan dan masih ada sebagian masyarakat merasa bahwa pemerintah abai terhadap kesejahteraan mereka, pikirkan lagi hampir semua negara- negara di dunia mengalaminya. 

Pemerintah tidak bisa seratus persen menjamin kesejahteraan masyarakatnya, ada saja yang luput dari bantuan lepas dari perhatian, kecuali kalau pemerintahan wan prestasi, pemerintahan korup dan pemimpinnya melakukan penyelewengan jabatan dan melakukan tindakan represif yang mengancam kesejahteraan dan kebebasan demokrasi masyarakatnya.

Yang terjadi sekarang, gaung kritik dan upaya penggiringan opini lebih banyak dilakukan oleh politisi yang berseberangan dengan pemerintah. Bagaimanapun diantara kekurangan pemerintah saat ini laju pembangunan masih bisa dirasakan, hanya beberapa kasus yang belum bisa ditangani pemerintah antara lain adalah langkanya minyak goreng, melonjaknya beberapa kebutuhan pokok baik terkait ekspansi pasar menjelang hari raya maupun tekanan minyak mentah dunia yang melonjak mengakibatkan beberapa komoditi ikut terpengaruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun