Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Negeri Jutaan Pohon Kelapa namun Minyak Kelapa Sering "Raib" dan Kehabisan Stock

3 Maret 2022   08:01 Diperbarui: 3 Maret 2022   08:11 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minyak goreng tiba-tiba habis stock di mini market (money.kompas.com)

"Nyiur hijau Di Tepi Pantai Siar siur daunnya melambai..."

Nyiur melambai kelapa di sepanjang pantai pulau-pulau di hampir seluruh Nusantara jadi ingat lagu dari R. Maladi yang hampir ditayangkan di setiap televisi selesai siaran. Indonesia benar-benar kaya sumber daya alam terutama pohon kelapa. Juga perkebunan kelapa sawit terhampar di Kalimantan, Sumatera, Sebagian Sulawesi, bahkan mungkin di Papua, namun yang sangat mencengangkan hari-hari ini kenapa susah menemukan minyak goreng di gerai mini market ataupun pasar- pasar terdekat.

Minyak seakan bersembunyi dan menunggu "emak-emak"kesal dan memaki-maki akibat langkanya minyak goreng tersebut. Ada beberapa dugaan terkait langkanya minyak.

Faktor-Faktor Penyebab Langkanya Minyak Goreng

Pertama karena kebutuhan minyak goreng sangat penting bagi kehidupan rumah tangga sehingga barang tersebut harus ada di setiap rumah. Minyak goreng adalah kebutuhan utama terutama untuk mengolah masakan, terutama untuk menggoreng entah bumbu, sambel, lauk pauk.

Minyak goreng juga sangat dibutuhkan bagi mereka yang berbisnis makanan terutama yang harus melalui proses penggorengan. Hampir semua bisnis kuliner memerlukan minyak kelapa.

Kedua kelangkaan minyak kelapa terkait permainan bisnis dan spekulan yang mengacaukan pasokan dan harga-harga minyak di pasaran. Banyak spekulan sengaja menimbun dan menyimpannya di gudang. Akan dikeluarkan bila ada tekanan dan permintaan besar sehingga mempengaruhi harga normal. Ketika pemerintah mematok harga rendah untuk menstabilkan kebutuhan dan menjamin perekonomian berjalan, sedangkan pelaku bisnis dan spekulan mempunyai trik lain hingga timbul persoalan pada langkanya minyak di pasar dan super market.

Pada perusahaan ritail besar, mereka sering memborong minyak goreng. Membelinya bertruk-truk tapi dalam waktu singkat menghilang dan tidak ada sama sekali di gerai pasar, super market dan pengecer. Padahal banyak orang melihat ribuan minyak dibawa truk dan diterima oleh beberapa supermarket dan mini market tetapi ketika dicari di mini market mereka mengatakan sudah habis.

Apakah ini hanya sebuah permainan pedagang atau ada perusahaan besar sengaja membuat pemerintah pontang-panting sebab sekarang ini banyak permainan politik dan trik perusahaan besar untuk mengacaukan perekonomian terkait dengan semakin dekatnya pemilihan presiden.

Semoga dugaan saya salah. Beberapa bulan ini pemerintah terus mendapat sorotan terkait langkanya minyak, kedelai dan daging sapi. Beberapa pengamat menuding pemerintah tidak serius memperhatikan kesejahteraan masyarakat. LBH dan LSM terus mendesak keseriusan pemerintah untuk menjamin ketersediaan kebutuhan pokok terutama kedelai dan minyak goreng.

Kadang ada perasaan miris dan ironis, masa negeri yang kaya pohon kelapa, tersebar dari Ujung Sumatera sampai Papua tetapi sering menjerit akibat langkanya minyak goreng. Apakah ada permainan politik dibalik masalah yang tidak kunjung terpecahkan.

Permintaan CPO Dunia Meningkat

Menurut beberapa pakar ekonomi ada beberapa indikator yang menyebabkan minyak kelapa langka. Kebutuhan dunia pada CPO (Crude Palm Oil) melonjak. Akibat Covid-19 beberapa konsumen yang biasa menggunakan minyak nabati beralih ke CPO. 

Hal ini mengakibatkan permintaan dari luar negeri meningkat. Akibat permintaan luar negeri produsen lebih mengutamakan untuk memenuhi permintaan luar negeri karena  lebih menguntungkan dari sisi bisnis. Sementara permintaan dari dalam negeri yang juga banyak namun dengan harga yang lebih rendah diabaikan, produsen lebih memilih mengekspor produksinya daripada memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Hal ini menyebabkan krisis minyak dalam negeri sendiri.

Ditambah dengan regulasi CPO yang harus memenuhi standar 30 persen untuk biodiesel yang bahan bakunya dari CPO. Inilah yang menjadi masalah pelik. Pemerintah  dalam posisi dilematis. Di dalam negeri digugat, sementara permintaan CPO dari luar negeri meningkat.

Apakah harus punya solusi sendiri terutama pemilik pohon kelapa, para petani memproduksi sendiri dari hasil panen buah kelapanya untuk dibuat minyak goreng.Sebab aneh juga negeri dengan jutaan pohon kelapa yang terhampar luas di antero nusantara, tetapi emak-emaknya menjerit akibat pasokan minyak goreng yang tidak stabil. 

Terkadang harus keluar masuk mini market untuk memastikan apakah ada minyak kelapa. Sedangkan ketika ada informasi ada minyak goreng murah tersedia di beberapa gerai mini market segera saja dalam waktu singkat mereka  memborong minyak. Kemudian minyak goreng lenyap lagi. Kalaupun ada yang menjual harganya sudah melambung tinggi.

Menurut informasi dari kemendag sebetulnya ketersediaan minyak malah banjir, artinya dari data yang dihimpun kemendag seharusnya ketersediaan jauh lebih dari cukup.namun kenapa realitas di lapangan berbeda dengan informasi yang masuk ke kemendag.

Akibat langkanya minyak goreng memicu turunnya kepercayaan pada pemerintah. Isu-isu politik pun bermunculan terkait gonjang-ganjing minyak dan kedelai. Netizen yang sejak awal kritis pada setiap langkah dan kebijakan pemerintah seakan mendapat mainan baru untuk menggorengnya menjadi komoditas politik yang membuat panas kuping pemerintah. Para oposan dengan gembira menyambut langkanya minyak dengan membidik kekurangan-kekurangan pemerintah sehingga semakin banyak modal para oposisi menyerang dengan isu besar langkanya minyak dan kedelai.

Permainan Spekulan Menyebabkan Minyak Langka?

Akan ada opini bahwa pemerintah gagal memberikan ketenangan dan kenyamanan pada rakyat, akan tersebar berita bahwa pemerintah tidak serius untuk memberi kesejahteraan pada rakyat, lebih mementingkan orang- orang terdekat, partai politik yang mendukungnya dan berbagai hujatan yang sebetulnya bisa diatasi dengan langkah hukum tegas bagi penimbun dan spekulan yang sengaja membuat minyak dan kedelai menjadi susah didapatkan di pasar, di supermarket dan mini market.

Kalau ingin mendapat kepercayaan rakyat regulasi minyak goreng dan sangsi tegas pada para penimbun minyak harus dihukum berat. Dari beberapa keterangan saat ngobrol dengan istri, ada beberapa teman yang sering melihat truk minyak menurunkan minyak di beberapa mini market. Ada ratusan hingga ribuan minyak diturunkan. Di salah satu mini market di daerah TB Pedongkelan Jakarta Barat, seorang pedagang gorengan melihat truk menurunkan minyak goreng.

Namun dalam waktu singkat ketika ditanya apakah stok minyak goreng masih ada, pihak mini market mengatakan stok habis. Bagaimana bisa? Pasti sebuah permainan dagang, hingga menyebabkan minyak langka padahal kenyataan sebetulnya stok minyak cukup, hanya disimpan di gudang hingga menimbulkan chaos, seakan-akan minyak goreng langka. Masyarakat biasa kelimpungan dengan  permainan  dari pedagang besar yang sengaja menimbun minyak di saat pemerintah sedang menganjurkan pada pedagang menjual minyak dengan harga normal.

Kalau minyak langka, apakah ada upaya masyarakat tidak mau tergantung lagi pada minyak pabrik, tetapi mengolah sumber daya alam sendiri untuk dibuat cadangan minyak di rumah masing-masing. Ya daripada dipermainkan pedagang dan distributor minyak Goreng?

Lalu sejuta kelapa yang melambai - lambai di setiap pulau sayang kalau tidak dimanfaatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun