Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

TOA oh TOA!

26 Februari 2022   17:56 Diperbarui: 26 Februari 2022   18:01 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar pinclipart.com

Di negara Indonesia ini, dalam beberapa tahun sejak mereka melek digital dan fans berat HP, media sosial apapun dibahas, termasuk kelakuan emak-emak juga yang sering bikin sensasi sens ke kiri tapi beloknya ke kanan, menyeberang jalan seperti melewati jalanan sepi tiba belok tanpa tanda sens sama sekali, Valentino Rosi saja kalah berani sama emak-emak. Nah ini TOA yang menjadi kambing hitam, eh masalah.

Produk pengeras asal Jepang (Perusahaan yang didirikan oleh Tsunetaro Nakatani. Perusahaan TOA berdiri pada tahun 1934 dan masuk ke Indonesia tahun 1960 an) itu selalu menjadi bahan diskusi hebat. Jutaan netizen pasang telinga, pasang kuda-kuda. Ada dua jalur yang sering disebut kaum kecebong dan yang satunya kaum kadrun. Nah masalah TOA antara kecebong dan kadrun tidak pernah akur, selalu punya kata untuk diperdebatkan.

Di YouTube, artikel di platform blog, kaum pegiat media sosial yang disebut netizen amat bergelora merancang kata-kata yang bisa membuat panas kuping dan pikiran. Ada yang pakai logika, tapi banyak juga yang pokoknya asal ngeyel. Sekali ngeyel sudah itu mati. Pokoknya ngeyel forever.

Akun merekapun punya nama unyu-unyu. Wah benar-benar super kreatif. Mereka memburu viral, memburu sensasi yang sebetulnya aslinya hanya menghabiskan kuota, tapi mereka puas, tidak masalah kuota habis yang penting puas bisa mendengung, semakin sering mendengung maka jam terbang sebagai kaum buzzer akan semakin membuat mereka berkesempatan menjadi selebriti media sosial, namanya dikenal seantero jagad medsos, tidak peduli, saat ngetik komentar harus sembunyi-sembunyi di kolong jembatan atau di sudut rumah kosong belakang masjid.

Masih sarungan senyum-senyum sendiri sambil mulutnya komat-kamit "Modyarrrr, wah tambah seru, tapi kompori biar tambah viral." Sekarang ini khan lagi rame Vladimir Putin yang tengah menyerang negara Ukraina, negaranya pesepakbola legenda AC Milan Andriy Shevchenko. Yang perdana mentrinya namanya susah dieja Volodymyr Zelensky.

Gara-gara analogi tentang suara bising gonggongan anjing dan kebetulan linear dengan masalah utama tentang pengaturan volume TOA, kaum rebahan dan penggila digital tampaknya senang membuat editan yang membuat panas netizen baperan dan partai yang memang senang kalau ada masalah muncul hingga bisa membuat alasan untuk berbeda dengan penguasa negeri ini.

"Padahal dulu  di kampung ketika melihat TOA saya jadi antusias Mas Bro..."

"Kok bisa Pak Dhe Jenggot?"

"Iya, soalnya kalau Kang Parmin sudah mengeluarkan TOA pasti sebentar lagi ada pertunjukan Jantilan, atau Kubro Siswo, sejenis pertunjukan kesenian."

"Oh, jadi TOA itu dikeluarkan saat ada pertunjukan kesenian tradisional Pak Dhe Jenggot."

"Iya di kampung TOA itu untuk sarana komunikasi, memanggil warga bergotong royong,sambatan istilah Jawanya.Nah selain Masjid atau mushola kepala dusun atau Pak Bayan, mengumumkan akan ada rapat PKK, imunisasi, atau pengumuman penting lainnya lewat TOA"

"Anda tidak merasa bising Pak dhe?"

"Ah enggak, khan sama sekali nggak masalah dengan TOA Mas Bro."

"Lalu kenapa TOA sekarang jadi biang perdebatan ya Pak Dhe ?"

"Yang saya dengar terutama mereka yang tinggal di kampung padat, di mana tempat ibadah jaraknya amat berdekatan, TOA seperti menjadi sebuah perangkat yang wajib dimiliki. Setelah itu tiap rumah ibadah seperti berlomba membunyikan TOA yang dipasang empat penjuru itu dengan volume maksimal. Tiap Masjid serentak meng onkan TOA dan suara menjadi tumpang tindih. Yang kasihan itu Mbak Surmi yang tengah sakit gigi, sudah sakit, nyeri dan nyut-nyutan giginya harus menerima kenyataan mendengar suara maksimal dari mushola, masjid, di kanan kirinya. Kalau hanya satu sumber sih tidak masalah malah bisa menentramkan jiwanya tapi kalau dari banyak penjuru pengin didengarkan bagaimana? Apa ndak semakin nyut-nyut giginya. Mau marah dikira nanti menista agama. Aduh bagaimana sementara giginya juga ikut menyerang syarafnya hingga pengin kabur sejauh-jauhnya."

"Oooo, jadi kalau menurut Pak Dhe Jenggot itu salah TOA nya ya."

"Bukan TOAnya Mas Bro... tapi.... sudahlah... takut dibully Netizen yang memang super duper sensi."

"Iya Pak Dhe mending suka TOA yang lain..."

"Maksud Mas Bro...?"

"Tuh Orang Ayu tidak pernah bosan melihatnya hehehe."

"Heheh, ingat sudah Toa, rambut sudah putih semua  gak usah ganjen."

"Tua kali bukan TOA hehehe."

Citra Indah City Jonggol

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun