Pencegahan rasanya lebih baik daripada memaksakan siswa, guru, karyawan masuk, sementara covid-19 mengalami perkembangan amat cepat.
PJJ dengan segala resiko dan permasalahannya terutama masalah jaringan tetaplah opsi teraman, sampai suasana aman dan melandai.Â
Berbagai masalah yang ditimbulkan dari merebaknya covid-19 menjadi keprihatinan dunia, tapi bagaimanapun manusia tetap harus berusaha memotong rantai penyebaran dengan kesadaran bersama.Â
Kepatuhan manusia akan mempercepat melandainya perkembangan virus, dan kalau sudah tidak lagi merupakan ancaman serius maka manusia bisa kembali beraktiktivitas normal.
Mutasi, Persebaran dan Kekhawatiran Manusia terhadap Persebaran Virus Omicron
Sejak 2020 akibat munculnya virus covid-19 yang sudah banyak merenggut korban meninggal ribuan hingga jutaan mengubah perilaku manusia.Â
Era digital mengalami percepatan dan aktivitas yang melibatkan manusia dalam kerumunan dan membuat manusia harus berjarak tidak bisa dielakkan lagi. Mau tidak mau ada perubahan budaya, perubahan perilaku dan perubahan pola hidup manusia mengenai arti pentingnya pengetatan protokol kesehatan.Â
Masker menjadi alat pencegah efektif untuk mencegah penyebaran. Manusiapun memberlakukan pengetatan terhadap jarak antar manusia, menghindari kerumunan dan melakukan pencegahan dengan menyemprot tangan dengan handsanitizer, disinfektan pada barang-barang kiriman.
Dari beberapa orang yang penulis lihat ada orang yang cenderung cuek dan masa bodoh terhadap covid-19. Ada yang masih tidak percaya adanya covid-19 dan menyerahkan takdir hidupnya pada sang Maha Pencipta.Â
Namun ada yang begitu paranoidnya terhadap penyakit sehingga selalu ketakutan bila virus mengenai dirinya. Dari paranoid itu muncul penyakit tidak menular yang justru membahayakan seperti gerd, asam lambung, jantung, diabetes, kanker.
Sebagai guru kekhawatiran akan covid-19 berusaha disamarkan dengan mencoba meyakinkan siswa untuk selalu semangat belajar, tapi sebagai penyintas covid-19 selalu ada kekhawatiran akan terpapar lagi, apalagi pernah merasakan dirawat di rumah sakit dengan berteman dokter dan perawat yang berpakaian APD lengkap.
Kisah sakit di sekitar Maret 2022 ini memberi pelajaran bahwa ketika seorang lengah sedikit, meskipun disiplin menjalankan protokol kesehatan tetap saja virus itu bisa menelusup saat tubuh menurun imunnya. Saat sakit tidak menemukan rumah sakit yang menampung dengan cepat pasien yang positif covid.Â