Sama  seperti kau yang tengah berkembangtumbuh, aku sedikit lelah, mungkin karena terlalu berambisi terkenal dan mendapat aplaus, hingga ketika aku bicara dan tidak ada yang menanggapi, lantas menyurut semangat dan menganggap kalian semua yang ada di lingkungan sekitar brengsek.
Tahukah aku sudah mempersiapkan testimoni, teks luar biasa yang diharapkan bisa membuat kalian terkagum dan melongo dengan ide-ideku. Ternyata selain kalian tidak mengerti, hanya melongo dan banyak yang malah tertidur pula.
Betapa gondok aku, ini adalah pelecehan, kalian tidak tahu  aku siapa , kalian tidak ngeh bahwa dalam setiap even besar yang berpengaruh aku ikut andil di dalamnya ( meskipun hanya sebagai komentator )
Pada setiap peristiwa besar negeri ini secara tidak langsung aku turut andil, namun kalian tidak pernah mengenal aku. Kalau muncul pemimpin terpilih, aku menjadi bagian penting yang sering terlupakan ketika mereka sudah sukses.
Sekarang sudah saatnya mandiri, tidak lagi hidup dalam bayang-bayang orang sukses dan terkenal. Lelah, hanya sebagai orang di belakang layar.
Kini aku pengin membuka lebar sebuah fakta bahwa setelah lama hidup menjadi bagian dari kesuksesan orang-orang. Boleh dong bergerak maju satu dua langkah menjadi diri sendiri. Ingin eksis, ingin menunjukkan betapa banyak orang akan terkagum dengan kecemerlangan pikiranku.
Kalian tahu dibalik kesuksesan orang muda saat ini yang bisa menjadi Crazy Rich, yang dengan cepat melesat menjadi orang kaya baru, milyader, muncul selipan-selipan kecil dari tanda-tanda yang sebetulnya aku ajarkan. Sebelum mereka sukses, akulah provokator yang membuat mereka bersemangat untuk bekerja  out of the box, bisa memprediksi kesuksesan sebuah perusahaan di era mendatang.
Aku mendorong  mereka harus nekat untuk membeli saham-saham perusahaan rintisan karena satu dua tahun ke depan sektor itu yang akan membumbung tinggi. Masa bodo dengan pemikiran kolot dari profesor kuno yang menganggap kecepatan kekayaan anak kemarin sore mencurigakan. Tahukah kalian sudah ada uang krypto, uang digital, semua transaksi, valuasi, prakiraan saham, spekulasi, sudah terupdate. Tidak perlu harus melakukan kajian akademik penuh teori cukup dengan  aksi, reaksi dan kecerdasan membaca peluang.
Abaikan mereka yang masih berkutat pada panjang deretan kata dalam istilah ilmiah yang bikin ngantuk.
Saat ini zaman visual, data dan digital. Dengan modal tangan satu smartphone saja bisa menjadi milyarder. Seorang konten kreator,youtuber akan mengejar brand. Sekali brand dan nama naik ke udara, Â mendapat kepercayaan, akan mudah mendapatkan modal dari perusahaan ventura yang tentu gesit melihat siapakah mereka yang prospektif mendapat suntikan modal.
Kalau ada orang yang curiga dengan cepatnya seseorang mendapat kekayaan, khan mudah saat ini melacak jejak digitalnya. Apakah aneh,wajar masih memelihara tuyul, pesugihan? Bisa jadi karena ia berani berspekulasi membeli saham-saham murah yang prospektif hingga dalam waktu singkat saham itu berlipat ganda.
Duh, sesaat aku bangun dari berkhayal dan mendapat diriku tepekur diam. Aku bagian dari manusia lalu ternyata, tidak peka menangkap kemajuan zaman, bahkan untuk membayar segala tagihan aku mesti berangkat ke kantor, antri di loket dan membawa setumpuk foto copy yang mesti disertakan untuk memenuhi syarat administrasi. Sementara generasi milenial sudah bisa bekerja meluaskan modal hanya dengan satu benda bernama Smartphone.
Oh, ya... aku jadi manggut-manggut bila banyak anak muda saat ini bisa melesat cepat, ternyata bukan modal tuyul atau pesugihan, mereka bermain saham, membuat aplikasi, desain canggih untuk memasarkan dan mengenalkan usahanya. Ternyata saya sama dengan para ekonom tua yang terkaget-kaget dengan era zaman sekarang dan selalu pesimis dengan kemampuan kaum milenial. Sudahlah Pak Tua semakin anda bicara meskipun bergelar Profesor Doktor, tetapi ternyata kalah pintar dengan kaum muda, yang unggul hanya pengalaman dan uban yang semakin banyak muncul di kepala.
Ah, daripada pusing mikir kekurangan diri mending mengagumi mereka yang bekerja keras memanfaatkan kemajuan zaman, sementara yang tua sebetulnya bisa bersuara untuk memberi pengalaman untuk tidak sombong dengan kesuksesan, sebab setiap orang pasti akan mengalami masa pasang surut kehidupan. Sekarang  kaya raya, bisa jadi besok menjadi kere dan bangkrut. Nah yang tua sudah pengalaman dengan aneka kegagalan itu dan dewasa menghadapi pasang surut kehidupan. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H