Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Membuka Lagi lembaran Catatan Literasi di Ujung 2021

11 Desember 2021   12:20 Diperbarui: 11 Desember 2021   12:31 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, perbedaan manusia yang brengsek dan religius kadang tipis, apalagi dengan godaan-godaan hasrat makhluk hidup yang tidak sesempurna Sang Pencipta. Maka jadilah, mula-mula tidak berefek, dan bisa dibendung tapi karena respon korban yang tidak menolak bahkan cenderung ketagihan sang guru terus lupa diri dan akhirnya terjebak dalam situasi cinta terlarang yang harusnya haram menurut pandangan agama.

Pada kenyataannya meskipun jutaan kali diberi pengertian tentang makna kata suci, sholeh, dan kudus, serta makna lain yang hampir mirip, manusia tetap saja susah mengendalikan diri jika menyangkut dosa asal manusia. Tergoda oleh ular beludak, tergoda oleh senyuman, kerdipan mata, bahkan hanya dari suara-suara alunan bacaan yang membuat suara itu bagai sihir yang membuat manusia lupa diri.

Nah, menyikapi masalah manusia saya jadi kembali galau apakah terus menulis sampai mendapatkan momentum bahwa tulisan yang saya tulis di media mampu menggugah manusia untuk berubah. Atau barisan penulis seperti saya itu hanya sejumlah pendengung yang ingin eksis dan hanya berharap mempunyai kesempatan cemerlang untuk menjadi motivator, nara sumber, pengarang, penyair sukses yang bisa mendulang uang untuk membantu kesejahteraan keluarga?

Sumbangsih Pemikiran Meskipun Hanya Sebutir Debu

Ternyata jika hanya berpikir pendek  dan mudah tergoda pada kilau kesuksesan orang lain akhirnya hanya melahirkan frustasi. Maka ketika mencoba kembali bangkit untuk menulis saat ini saya hanya berpikir:

 tidak peduli tulisan saya memberi efek positif atau tidak yang penting, dalam pikiran, rasa, nurani saya harus benar-benar fokus agar tulisan saya mampu memberi sumbangsih pemikiran dan sedikit sharing pengalaman menghadapi berbagai cobaan hidup dengan cara bijak.

Meskipun hanya sebutir debu semoga saja tulisan yang sudah dipublikasikan ini berguna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun