Berkarat tersiram hujan bertahun tahun
menggelosor gambar kabur tidak bermakna apapun
tinggal serat dari plastik yang setiap pagi termakan embun
wajah sang tokoh sedang melamun atau sedang tertegun
melihat wajah semringah baliho di sampingnya dengan wajah lebih anggun.
Oh, aku hanyalah politikus tua
sudah bertahun - tahun baliho lusuh masih tersisa
diantara banyaknya baliho baru dan politikus muda usia
terlihat berkarat dan menjadi besi tua
tapi masih mencoba bernostalgia dengan waktu itu saat masih sering dipuja.
Kini ia tidak dikenal
bahkan ke mana jejaknya tidak berkabar dan tanpa ada sinyal
bahkan mungkin sudah termakan wabah atau menjadi perenung bagi hidupnya yang selalu sial
entah, politisi tua yang akhirnya terlihat dipinggir aspal
duduk tercenung dengan baju lusuh berteman terpal.
sedang mencoba menggulung balihonya untuk alas tidur tanpa bantal
ia sedang lari dari sebuah bangsal
di salah satu sudut rumah sakit jiwa karena shock mental
sudah habis milyaran rupiah nasib tetap sial.
istri kabur uang melayang jabatan mental
uang habis untuk membayar utang gara gara ambisi yang gagal total
menjadi wakil rakyat hasil dari membual.
Politisi itu meringkuk di bawah besi tua baliho lama
yang pernah memajang foto penuh pesona
tapi itu dulu sekarang sih percuma
tidak ada yang mengenal wajahnya
hanyalah nostalgia yang akhirnya berbuah dilema
ia hanyalah bagian dari masa lalu  yang tidak lagi sama
dulu punya nama sekarang namanya terpampang di bangsal Rumah Sakit Jiwa
tidak punya apa apa lagi kecuali baliho lama
yang sudah kusut masai terpanggang matahari, terguyur hujan, terobek angin siang malam.
Jonggol, Â 29 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H