Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ujian Itu Bernama Kompasiana

18 Agustus 2021   17:30 Diperbarui: 18 Agustus 2021   17:49 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau tidak mendapat upah sepadan di Kompasiana ya anggaplah nyumbang ( meskipun dalam hati perih juga sudah menyisihkan waktu banyak ternyata artikel yang ditulis dan reward yang disediakan lepas juga )

Sekarang banyak teman yang semula menggebu gebu pelan - pelan menyisih, tapi we ladalah mereka tetap menulis sekali sekali di Kompasiana selanjutnya ada yang masuk menjadi pembicara, menjadi  editor, menjadi dosen, menjadi ekonom, bahkan ada yang terjun menjadi politisi. menjadi penulis yang sering memenangkan lomba menulis, sebab banyak juri lomba yang pernah menjadi kontributor Kompasiana juga.

Bagi saya Kompasiana itu semacam ujian konsistensi. Dulu sejak gabung, saya sudah kenyang oleh kegagalan demi kegagalan. Sering ikut lomba tetapi jarang menang, sering mengikuti pertemuan pertemuan dengan orang terkenal tapi tidak juga melejit menjadi penulis ternama. Jarang disebut nama saya diantara para selebritis Kompasiana yang begitu mudah disebut. 

Sudah biasa kesepian dan kalau sekarang sering tidak mendapatkan kenyataan tidak mendapatkan reward ya ora popo khan. Tujuan utama saya khan menulis, kalau akhirnya saya sukses mendapat reward lumayan besar itu rejeki, kalau belum ya tetap menulis. Masa bodo!

Sekarang kalau ditanya kapan berhenti menulis di Kompasiana. Aku akan menjawab selama masih bersemangat menulis aku tetap akan menulis di kompasiana, meskipun tidak akan pernah saya target berapa banyak setiap bulannya. Bulan ini saja misalnya saya prioritaskan untuk menulis dari lomba-lomba menulis yang banyak diselenggarakan.

Kompasiana itu sebuah ujian bagi saya, dan berbagai ujian itu memang harus saya lalui. Berat ringan harus dijalani. Mungkin teman- teman yang katakanlah senior perlu ngopi - ngopi lagi sekedar tombo kangen nostalgia suasana kompasiana di masa lalu. 

Mereka pernah merasakan bukan reward sebenarnya yang utama tapi keakraban, canda tawa saat kumpul kopi darat itu yang dirindukan, semoga saya tidak salah. Salam Merdeka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun