Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah Politisi Itu Setia Saat Sukses, Tunggang Langgang Saat Negara Genting?

17 Juli 2021   12:02 Diperbarui: 17 Juli 2021   12:48 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tentang politisi dan politik (id.yourtripeagant.com)

Jadi ketika sebetulnya profesi itu sesungguhnya mulia di Indonesia malah kebalikan. Banyak yang kehilangan empati ketika mendengar kata politik dan politisi. Maaf, semoga para politisi yang masih sehat dan lurus visinya tidak terpengaruh oleh kritikan ini. Bisa saja ketika saya menjadi politisi akan muncul dilema dan lebih menyesuaikan diri menghadapi persaingan berat sehingga kalau perlu saling sikut, saling sikat dan saling menendang untuk mendapatkan tempat di lingkaran tertinggi kekuasaan.

Ah untungnya saya guru, bukan politisi. Di profesi saya ini saya selalu mencoba menjelaskan bahwa sebenarnya politik itu bukan identik dengan ambisi dan perilaku buruk, politik adalah tentang membangun sistem, membangun aturan sehingga manusia di sebuah negara tertata, terbangun dan teratur dalam sistem bukan seperti binatang yang menganggap siapa kuat dialah yang menang. Ada sisi primordial yang muncul sehingga sisi kebuasan binatang yang muncul bukan akal sehat dan keteraturan yang muncul.

Semoga sebagai masyarakat biasa persepsi tentang politik dan politisi berubah. Tetapi ketika masih banyak oknum politisi yang senang saat banyak orang susah, sedih saat orang lain sukses, kalau bisa dibuat susah kenapa harus dimudahkan. Begitu juga banyak pejabat politisi yang membuat rumit pada masalah yang seharusnya mudah. Menganggap mudah masalah rumit yang seharusnya diselesaikan dengan penuh kehati- hatian.

Sekarang yang baik dan tulus sering dianggap pencitraan, Yang penuh intrik dan dan ambisius dianggap pahlawan. Pemuka bicara bicara di luar wilayahnya, berhasrat menjadi penguasa dengan modal pengetahuan agama. Dokter sering bicara tentang kebijakan politik padahal ilmunya tidak berhubungan dengan kebijakan public melainkan ilmu medis.  Kalau sudah begini, ada yang bertanya "Njur aku kudu Piye" . Terus aku harus bilang apa! Mau koprol, mau salto. Duh pusiiing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun