Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Yang Muda Berjaya tapi Pembosan, Tua Ngap dan Terbirit-birit Memahami Digitalisme

10 Juli 2021   14:05 Diperbarui: 10 Juli 2021   14:11 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak teman yang akhirnya muncur teratur, mengajukan pensiun dini karena tidak sanggup mengejar kecepatan pengetahuan dan metode mengajar yang butuh penguasaan teknologi.  

Beruntungnya meskipun untuk memahami aplikasi terbaru atau mengikuti pola teknologi baru agak terseok- seok saya masih sedikit mampu mendorong diri untuk bisa menyesuaikan diri dengan era digitalisme saat ini. 

Fokusnya saya harus bisa belajar untuk memahami bahasa pemrogaman yang cocok untuk dunia pengajaran. Mencoba pelan -- pelan memahami apa sih hybrid learning, Augmented Reality.

Digitalisasi otomatis tidak terhindarkan, kecepatan akses, informasi dan teknologi membuat hampir semua orang harus belajar, ada banyak perubahan paradigma. Manusia bukan lagi hidup di dunia dengan kekuatan naluri saja tetapi harus memeras otak untuk mengikuti kecepatan teknologi yang membandang.

Pekerjaan yang tadinya harus dilakukan dengan mendatangi sebuah kantor, atau tempat seperti membayar PAM, membayar listrik, membayar tagihan- tagihan pajak cukup dilakukan lewat aplikasi dengan uang virtual. Dengan HP semua bisa dilakukan tanpa harus beranjak, cukup menggerakkan jari, melengkapi dengan aplikasi M -banking. 

Dengan top up uang di sejumlah aplikasi semisal DANA, gopay, OVO semua bisa dibackup. Tapi bagaimana dengan orang tua yang untuk memahami cara mengoperasikan WA saja susah apalagi harus download aplikasi pembayaran serta melakukan topUp.

Yang Muda dan Penguasaan Teknologi Digital Lebih Baik

Butuh perjuangan berat untuk memacu otak lebih maksimal, sebab jika menyerah dengan keadaan dan tidak mau mengikuti perkembangan teknologi apakah harus  hidup di tempat di mana tidak ada keharusan untuk memahami teknologi.

Yang mudallah kini yang memang menguasai jagat, dan yang tua tidak mesti stres atau tertekan dengan kemajuan zaman. Kalau masih bisa mengikuti ya ikut saja tanpa harus terbirit- birit. 

Kalau kesulitan ya jangan malu bertanya berulang- ulang pada yang muda. Sebab kapasitas memori orang tua pasti semakin terbatas, sementara pengetahuan di era digital  datang membandang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun