Alena sang Jurnalis yang galak, tajir, "anak" konglomerat, malah jatuh cinta pada jurnalis stensilan yang digambarkan seperti judul film Beauty and the Beast. Novel dengan jumlah 337 halaman membuat saya menjadi cukup minder untuk membuat novel yang sok kebarat- baratan karena bukan karena alergi dan anti barat, melainkan harus membumi sesuai pengalaman kehidupan saya yang memang jarang  jalan - jalan ke luar negeri ( hehehe, kasihan deh lo).
Terimakasih Pak Pepih Nugraha, dengan membaca Alena pengetahuan saya tentang bagaimana meracik Novel yang mula mula ditampilkan di Facebook itu bertambah. Saya pikir tidak perlu kursus njelimet tentang bagaimana menulis buku, cukup membaca novel seperti Alena. Sebab gaya tuturnya pun menandakan bahwa sebetulnya pengalaman menulis fiksinya yang sempat pingsan ketika menjadi wartawan Kompas memang luar biasa. Coba saja jika ditambah dengan ilustrasi di dalam novel tersebut, bisa semakin dahsyat.
Jika Ingat Jaka Ngolebat kok jadi GR sepertinya itu seperti profil mahasiswa seni rupa yang selain bisa melukis, jago menulis puisi dan bermain musik ( mirip dengan saya yang kebetulan pernah kuliah di jurusan seni rupa).Â
Ketika membaca Alena saya yang sudah menulis beberapa novel di Wattpad, Storial, Kwikku.com jadi merasa penulis kemarin sore. Tulisan Kang Pepih saya menyebutnya seperti ringkasan pengetahuan beberapa buku di kantor tempat saya kerja.Â
Pengetahuan tentang kuliner, filsafat, jurnalistik, pengalaman wartawan investigasi, sejarah, jalan- jalan wisata baik di Tasikmalaya di Jakarta, Di London benar -- benar ditulis oleh penulis yang mempunyai kemampuan riset mumpuni dengan pengalaman empiris, ya maklum pernah bekerja di harian Kompas cukup lama ya pengetahuan umumnya benar- benar luar biasa.
Kalau membaca tulisan kang Pepih Nugraha yang lahir di Tasikmalaya, 11 Desember 1964 jadi ingin membuka lagi novel yang pernah saya tulis dan memperbaiki draft tulisan yang terasa masih amburadul. Tetapi memang setiap novelis pasti punya wawasan pengetahuan sendiri, dan mempunyai ciri khas yang akan selalu diingat pembacanya.Â
Jadi jika membaca tulisan Kang Pepih motivasi saya adalah menulis dengan dasar pengalaman, berfantasi dengan meresapi ruang imajinasi yang amat luas, melengkapi dengan riset entah dengan membaca buku, atau riset lapangan, mengunjungi tempat- tempat yang dijadikan obyek novel, agar jalan ceritanya lebih hidup.
Sukses untuk Alena Kang Pepih Nugraha, padamu aku menemukan banyak pengetahuan khususnya setelah meresapi cerita bab per bab Alena. Sukses untuk novel yang diterbitkan oleh Penerbit Lembaga Literasi Dayak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H