Fenomena Salawi
Yang sabar Pak Jokowi, Dengar saja kritikan mereka, tapi tetap bekerja meskipun tidak harus membuka - buka buku diktat tentang janji -- janji kampanye yang pernah diucapkan. Yang penting tetap fokus untuk selalu juweh (tidak bosan- bosannya mengingatkan jajaran bawahannya untuk mengabdi pada rakyatnya). Tuntaskan pekerjaan meskipun para politisi yang sedang berbunga- bunga siap sedia untuk mengail di air keruh atas kekisruhan akibat bencana kemanusiaan dan bencana covid ini. Ludah - ludah banyak ditelan sendiri oleh para politisi yang siap siap berpesta meskipun harus menyusur di tengah banyaknya kekecewaan masyarakat akan janji para politisi. Dan riuhnya politisi yang sering ingkar janji seakan - akan diwakilkan pada satu sosok yang cenderung diam tidak bereaksi. Dan muncullah istilah salawi.
Lonjakan orang yang terpapar saat ini bisa dijadikan introspeksi diri sendiri untuk mendisiplinkan diri mengikuti aturan protokol bukan nggugu karepe dewe (semau gue). Kalau pemerintah dan jajarannya kompak, eksekutif, legislatif sama - sama bahu membahu. Masyarakat juga mudah diajak kerja sama badai pasti cepat berlalu.
Kalau mendengarkan Kritik dari BEM UI senyumi saja, mereka juga nanti akan merasakan betapa tidak mudah mewujudkan janji  janji kampanye tersebut di tengah kemajemukan rakyatnya. Salam damai selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H