Sudah beberapa tahun ini kami sekeluarga jarang pergi ke Mall. Mall dengan tujuan mencari hiburan dan jalan- jalan sudah lama tidak menjadi kebiasaan. Sejak ada retail kecil- kecilan semacam Alfa dan Indomart atau pusat belanja semacam Hari - Hari untuk kebutuhan harian Mall benar- benar tempat asing. Bahkan promosi mall baru kurang tertarik. Apalagi sejak pandemi tahun 2020 sampai sekarang bisa dikatakan zero kecuali untuk keperluan  mencari buku di Gramedia itupun karena kebutuhan mendesak.
Pandemi dan Perubahan Kebiasaan Hidup
Saat pandemi covid 19 upaya menghindari kerumunan benar- benar membuat Mall itu sebuah tempat asing, hanya sepintas melintas namun tidak tertarik masuk ke dalam. Dulu masih sering sesekali makan di restoran dalam Mall namun sejak pandemi  saya dan keluarga membatasi untuk aktivitas makan membeli dengan memakai jasa go food.
Transaksi pembelian online meningkat apalagi ketika melihat barang yang dijual kualitasnya cukup baik dengan harga yang jauh lebih murah daripada ketika membelinya di mall atau pusat perbelanjaan. Dengan memainkan jemari, mengisi atau top up uang di aplikasi pembayaran semacam Dana, Gopay, hampir semua aktivitas seperti bayar listrik, bayar PAM, bayar sekolah, memakai aplikasi pembayaran  lewat internet.
Ketidaktarikan pergi ke tempat ramai itu membuat intensitas belanja online meningkat. Kemudahan transaksi jual beli online membuat hidup terasa lebih praktis, tidak bingung lagi ketika pulsa token habis ketika malam-malam, tidak kerepotan ketika sedang malas ke luar rumah dan ingin makan dengan makanan sesuai selera. Ada kemudahan dari belanja online itu sisi positifnya. Tidak perlu repot lagi meluangkan waktu pergi ke sebuah tempat, mengeluarkan uang untuk bensin.
Jika sengaja ke pusat perbelanjaan, selain harus membawa dana ekstra kadang secara tiba - tiba tanpa rencana tertarik dengan sebuah produk, berminat lalu membeli. Padahal tidak ada dalam rencana. Sehabis belanja perut lapar maka perlu uang ekstra unjuk jajan. Lapar mata, lapar belanja itu resiko ketika belanja di Mall.
Belanja Online dan Berbagai Kemudahannya
Dengan memprioritasnya belanja online untuk kebutuhan sekunder kami menjadi irit ongkos transportasi, sebaliknya masih banyak waktu untuk beraktifitas di rumah seperti mengembangkan hobi berkebun. Lebih banyak waktu untuk beraktifitas di rumah karena pembatasan ruang gerak di luar atau datang ke tempat yang berpotensi muncul kerumunan. Kebiasaan keluar rumah kecuali hal mendesak dan sangat penting  sekarang sudah dianggap biasa.
Pekerjaan kantor secara penuh sudah dilakukan di rumah. Maka kalau keluar untuk sebuah keperluan mendesak boleh dikata bisa dihitung dengan jari. Sisi negatifnya kami tidak bisa lagi mengunjungi tempat wisata, sangat jarang menikmati keindahan alam pantai, gunung, kecuali dengan sengaja hanya berkeliling dengan mobil menikmati pemandangan memutar dari Jakarta, Cileungsi ke Puncak lewat Cianjur, itupun tidak sempat mampir makan, karena membawa bekal sendiri.
Belanja online benar - benar menjadi ujung tombak bagi keperluan keluarga seperti membeli hand sanitizer, membeli peralatan audio bagi WFH (Work From Home) , top up aplikasi pembayaran, belanja sembako (lebih sering belanja di alfa Mart maupun Indomart.Â
Tapi belanja kebutuhan pokok seperti untuk bahan masak - memasak kami masih harus pergi langsung ke Fresh Market atau pasar terdekat. Â Aneh jika memilih sayur, bahan-bahan makanan dilakukan dengan cara online. Resikonya bahan lebih mahal, kadang kualitas bahan tidak sesuai yang diinginkan.