Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Membangun Solidaritas Palestina dan Perang Melawan Covid-19

20 Mei 2021   06:57 Diperbarui: 20 Mei 2021   06:58 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perang Palestina dan Israel yang berkepanjangan menguras perhatian dan tenaga (tribun manado. tribunnews.com)

viral kerumunan di pantai Batu Pangandaran di tengah ancaman Virus covid-19 di libur Lebaran (kompas.com)
viral kerumunan di pantai Batu Pangandaran di tengah ancaman Virus covid-19 di libur Lebaran (kompas.com)
Munculnya varian baru covid yang lebih menular dan mematikan pastinya membuat khawatir banyak orang. Untuk itu Indonesia seharusnya fokus untuk melockdown diri sendiri, menahan untuk tidak bepergian di tempat ramai, dan membatasi perjalanan sehingga mencegah munculnya penularan virus Covid-19. Lihat saja India yang dalam waktu sekejap muncul jutaan korban baru dan tak terbilang yang akhirnya meninggal dengan penanganan seadanya, bahwa ada isu berita bahwa banyak mayat bergelimpangan dibiarkan saja di tepi Sungai Gangga.

Palestina memang patut diperhatikan, namun berkaca pada peristiwa sebelumnya, perang Palestina dan Israel itu perang yang panjang. Susah diprediksi kapan akan berakhir konflik mereka. Israel yang keras kepala. Negaranya kecil namun pengaruhnya di dunia sungguh luar biasa.

Dulu penulis pernah membaca tentang sejarah agen rahasia Mossad. Cerita - cerita yang ditulis membuat penulis geleng- geleng kepala. Otak  mereka memang encer, banyak teknologi seperti chip dan obat-obatan, vaksin, perangkat mikro digital yang lahir dari kecerdasan orang - orang berdarah Yahudi. Amerika dan banyak negara besar lainnya di belahan Eropa juga memiliki talenta dari orang - orang berdarah Yahudi, termasuk pemilik media sosial besar Facebook yang juga berdarah Yahudi.

Orang - orang yang menguasai teknologi itu banyak yang berdarah Yahudi. Maka dulu ketika muncul gerakan Zionisme. Gerakan untuk kembali ke daerah terjanji maka kekhawatiran akan pecahnya perang dunia tidak terelakkan. Meskipun bisa dikatakan negaranya kecil namun negara- negara besar seakan tidak berdaya menekan agresi militer Israel tersebut.

Bisa dibayangkan kita mengecam di media sosial kekejian Israel, tapi di satu sisi kita menggunakan media sosial yang yang notabene milik orang berdarah Yahudi. Kita membangun jaringan komunikasi lewat laptop dan internet sementara penemu chip, semacam intel inside, penyimpan memori. Perangkat mesin digital berasal dari pemikiran orang - orang berdarah Yahudi.

Politik Bebas Aktif dan Kebangkitan Bangsa

Jadi menyikapi perang Israel dan Yahudi maka Indonesia tidak perlu ngotot sebab akan banyak membuang energi. Serahkan saja pada pemerintah, bagaimana mereka membangun strategi. Bukankah Indonesia adalah negara dengan paham politik bebas dan aktif. Cenderung netral tidak memihak tapi aktif mengupayakan perdamaian semampu mungkin, tanpa mengorbankan kepentingan nasional yang lebih utama.

Sekali lagi persoalan Israel dan Palestina adalah persoalan wilayah, bukan persoalan agama. Jangan sampai muncul gerakan dari ormas - ormas agama mengobarkan perang kepada Israel. Kalau mereka benar- benar berangkat mungkin hanya akan mati konyol di daerah konflik tersebut, sebab Israel tentu bukanlah negara kaleng- kaleng dalam menghadapi keroyokan orang - orang yang berusaha melawan tapi dengan hanya bermodal kengototan dan modal nekat. 

Mereka itu negara kecil namun dengan jejak strategi militer yang menakutkan. Bisa jadi kita seperti melihat film Hollywood ketika menyaksikan tokoh - tokoh ahli strategi perang mereka apalagi operasi senyapnya Mossad yang mengerikan.

Berani melawan langsung?

Di Hari Kebangkitan Nasional ini lebih baik membangkitkan kesadaran menaati protokol kesehatan dan membangun solidaritas Nasional.Merdeka!

Salam damai selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun