Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tentang Masa Kecil dan Rupa-rupa Bacaan Dewasa

19 Mei 2021   20:44 Diperbarui: 19 Mei 2021   21:00 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bacaan wajib masa kecil penulis (tweetup.id)

Bicara tentang buku kesayangan waktu anak-anak, terus terang saya lupa. Banyak sekali buku yang sudah saya baca dan rata- rata ditulis dengan kadar sastra cukup tinggi. 

Saya sering membaca  buku dari penerbit Balai Pustaka, Buku cerita dari tanah Minang dan buku - buku yang merupakan buku bantuan untuk Sekolah negeri. Maklum ibu saya  adalah guru negeri. Sering membawa buku - novel tipis kurang lebih 40 sampai 50 halaman.

Tapi bila bicara buku favorit dan sering dibaca saya merujuk pada buku berseri yang dikarang oleh Singgih Hadi Mintardja yaitu Api di Bukit Menoreh, juga cerita dari negeri Tiongkok yang ditulis oleh penulis dari Klaten yaitu Asmaraman S Kho Ping Ho. Cerita silat itu menginspirasi saya di kemudian hari untuk menulis cerita silat yang sudah saya tulis di Wattpad.

Api di Bukit Menoreh Sebagai Bacaan Masa Kecil

Buku tentang sejarah Pajang  Mataram dengan beberapa tokoh yang terkenal seperti Kyai Gringsing, Ki Ageng Pemanahan, Sutawijaya,  Agung Sedayu. Swandaru, Glagah Putih,Rara Wulan.  Ceritanya sangat panjang, dengan tokoh utamanya Agung Sedayu. 

Sebetulnya tulisan SH Mintardja sederhana saja, tentang kisah pendekar pemalu, minder namun akhirnya bisa mengatasi masalah mentalnya dan menjadi pendekar tangguh. 

Kalau dalam dunia persilatan intrik,peperangan adu kesaktian itu hal biasa, namun saya sering mengambil hikmah dari tuntunan - tuntunan yang diwejangkan Kyai Gringsing kepada Agung Sedayu, meskipun tidak ingat persis tuntunan itu mempengaruhi alam bawah sadar untuk menuliskan kembali di novel cersil saya yang bisa dibaca di wattpad.

ini Novei penulis yang terinspirasi dari bacaan masa kecil Api DI Bukit Menoreh, Kho Ping Hoo dan WIro Sableng (dokpri)
ini Novei penulis yang terinspirasi dari bacaan masa kecil Api DI Bukit Menoreh, Kho Ping Hoo dan WIro Sableng (dokpri)
Dalam dunia persilatan ketangguhan pendekar selalu disertai dengan tantangan, perjuangan yang tidak mudah. Kalau mau sukses harus melalui gemblengan mental, juga latihan fisik dan terus berlatih, serta belajar ilmu spiritual agar kesaktiannya bukan lagi dipergunakan untuk memperdaya orang, atau dilakukan untuk menekan yang lemah, tapi lebih sebagai bekal untuk membela diri, menghindari dari ancaman dan bisa mengatasi persoalan dalam kehidupan.

Berkaca pada sosok Agung Sedayu yang semula bukanlah sosok dengan bakat menonjol dalam olah Kanuragan, namun karena gemblengan kuat, serta nasihat nasihat orang penting seperti Kyai Gringsing.Agung Sedayu menjadi pendekar yang ditakuti lawan dan disegani kawan.

Begitu juga kisah - kisah cerita dalam buku buku karangan Kho Ping Hoo, bagi saya yang masih anak- anak rasanya lompatan pengetahuan itu cukup mengagetkan. Saya cenderung berkhayal tentang bagaimana kesaktian muncul, latihan fisik, hingga menelorkan pendekar tangguh yang bisa selalu lolos dari marabahaya meskipun harus selalu dihadapkan dan diketemukan oleh musuh  musuh tangguh yang cenderung licik dan berakal bulus.

Bacaan dari Balai Pustaka

Tapi yang masih membekas di ingatan buku buku yang pernah saya baca adalah Salah Asuhan karya Abdoel Mouis  dan  I Swasta Setahun di Bedahulu karya A A Panji Tisna. 

Tapi saya sudah lupa -- lupa ingat ceritanya yang jelas novel ni bercerita tentang I Swasta yang pada akhir ceritanya diangkat menjadi Maharaja Udayana. Sebuah kisah di mana I Swasta bisa mengalahkan Harimau padahal  I Swasta tidak sadar dan serasa mimpi ketika mengalahkan harimau. Dari kejadian terbunuhnya harimau akhirnya I Swasta diangkat  menjadi pengawal.

Ada kisah hubungan antara I Swasta dan Ni Nogati. Musuh I Swasta yaitu Arya Bera selalu berusaha mencelakai I Swasta namun berkat pertolongan Dewata  Swasta selalu selamat.

Begitulah sekilas buku terbitan Balai Pustaka sudah pernah membacanya. Kisah percintaan rumit, yang berakhir tragis, Kisah Hanafi yang merantau ke Betawi bersekolah di HBS dan berkenalan dengan seorang gadis Indo Perancis Belanda bernama Corrie. Percintaan beda bangsa yang rumit. Hanafi yang sombong kurang disukai bangsa sendiri sedangkan perkawinan Corrie dengan pribumi tidak diakui oleh bangsa mereka (Belanda). Pernikahan berantakan bahkan Hanafi sempat menuduh Corrie sebagai perempuan murahan karena punya kenalan seorang mucikari.

Pada akhirnya diberitakan setelah pisah Corrie ke Semarang, Corrie akhirnya meninggal karena terkena penyakit Kolera, Sebelum meninggal Hanafi sempat bertemu dan meminta maaf atas tuduhan dan kekasaran Hanafi pada Corrie. Dengan meninggalnya Corrie membuat Hanafi dirundung sedih, ia akhirnya pulang ke Minang. Namun kehidupannya tidak lagi ceria dan akhirnya Hanafi meninggal karena sempat minum sublimat yang bersifat racun dan nyawanya tidak tertolong lagi.

Komik dan Cerita Bergambar

Masih banyak cerita pada masa anak - anak, terutama komik - komik wayang yang bercerita tentang liciknya Kurawa yang menjebak Pandawa di Bale Sigala- gala. Namun Pendawa terselamatkan karena sebelum terjadi pembakaran Bale sigala - gala Yamawidura membuat jalan berupa gua bawah tanah menuju hutan untuk menyelamatkan Ksatria tersebut serta Kunti Ibunya. 

Bima hanya sedikit minum tidak terserang kantuk seperti saudaranya yang lain.Ketika Bale Sigala - gala terbakar Bima menggendong saudara- saudaranya lewat lorong dibantu oleh binatang musang yang sebetulnya penjelmaan dari dewa Sang Hyang Antaboga.

Itulah beberapa buku yang pernah saya ingat sebagai bacaan masa kecil. Terus terang saya bukan pengingat yang baik dengan bacaan - bacaan masa kecil, tapi yang masih menjadi tertempel sampai sekarang adalah karya  Karya SH Mintardja dan Kho Ping Hoo (aneh juga kecil - kecil sudah baca bacaan yang konsumsinya sebetulnya untuk pembaca dewasa). Tapi begitulah kira - kira pengalaman saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun