Mbak Karti patah hati.
Sudah tiga hari wajahnya selalu murung, tidak selera makan, jarang tersenyum dan lebih galak lagi. Aku sampai takut dan lebih senang menghindar darinya daripada kena semprot.
Suatu hari Ibuku memanggil - manggil dia. Sudah semalaman ia tidak keluar dari kamarnya. Ayah ibu curiga ada sesuatu yang terjadi pada Mbak Karti. Pintu kamarnya didobrak ayah, eh dari tempat tidurnya Mbak Karti tengah teler dengan mulut yang berbusa putih. Rupanya di sampingnya ada botol berisi cairan racun tikus. Mbak Karti patah hati dan nekat bunuh diri, untungnya ia cepat di bawa ke puskesmas terdekat, nyawanya bisa terselamatkan. Ketika sudah membaik ayah ibu memutuskan memulangkannya. Ia tidak lagi menjadi pengasuh adik saya.
Sempat kudengar dari kamar ibuku mengatakan. "Kartini oh Kartini. Kok malang nemen nasibmu." (Nemen dalam bahasa Jawa artinya banget)
Tamat
Nb: Sebetulnya ini kisah nyata. Namun saya kisahkan kembali dengan gaya cerpen, sebab ada beberapa tokoh yang saya tambahkan termasuk kisah cinta yang saya gubah. Kartini benar adalah nama nyata, dan ia pembantu di rumah yang akhirnya terpaksa dipulangkan karena pernah mencoba bunuh diri minum racun gara - gara putus cinta. Bukan bermaksud untuk mengecilkan nilai perjuangan Kartini, tapi di Jawa Kartini itu adalah nama yang banyak dipakai untuk menamai anak perempuannya. Jadi kalau kebetulan nama sama dengan pahlawan emansipasi itu tidak disengaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H