Bisakah anda memprediksi bahwa anda tidak akan terkena virus Covid-19? Dengan mekanisme protokol yang ketat, rajin cuci tangan, rajin memakai masker, rajin mengkonsumsi obat-obatan untuk menangkal virus.
Tapi dalam kelengahan manusia yang sibuk dan ingin bekerja untuk mendapatkan hasil dengan situasi kondisi stamina tidak menentu sangat susah manusia bisa terus menerus waspada. Saat imun lemah maka virus covid akan bekerja dan saat anda tengah makan di tempat umum secara tidak sengaja membuka masker dan virus pun masuk.
Sharing Pengalaman
Pengalaman ini yang pengin saya ceritakan. Satu tahun saya dan keluarga disiplin menjalankan disiplin protokoler untuk pencegahan virus, tapi setelah setahun disiplin dan terjadi ketika kami tengah pindah domisili dan salah satu anggota keluarga imunnya turun. Itu menyebabkan salah satu keluarga sempat panas dan batuk -- batuk hebat.Â
Selama hampir seminggu batuk berat dengan suhu badan yang di atas 37 derajad selsius. Seminggu akhirnya satu keluarga sempat mengalami pusing dan akhirnya memberanikan diri tes antigen, ternyata vonis dokter positif. Kami positif Covid.Â
Overthinking terhadap terhadap covid 19 membuat kamipun seperti diteror oleh ketakutan akibat covid. Sebab kami tahu wilayah kami zona merah dan di dekat tempat tinggal ada rumah sakit covid yang sepanjang hari selalu mendengar ambulance membunyikan sirinenya.
Sudah banyak korban Covid, bagaimana rasanya terserang virus itu, kalau dinarasikan akan berupa cerita tidak mengenakkan. Saya sendiri merasakan gejalanya ketika  mulai merasakan ngilu dan demam, perut tidak nyaman, susah tidur dan kadang nafas terasa pendek -- pendek karena virusnya mungkin menyerang perut saya yang sudah ada bawaan maag dan darah tinggi yang yang tidak normal. Tiga hari pertama penciuman aneh - aneh. Di kamar selalu saja merasakan ada bau aneh yang menyengat, tapi sampai keluar rumam sakit gangguan penciuman berangsur- angsur berkurang.
Tiga hari setelah  di vonis positif dari hasil tes antigen dengan indikator dua garis merah, kami tetap di rumah dengan mengkonsumsi vitamin c dosis tinggu suplemen dan mandi uap campuran minyak kayu putih, bawang merah dan air panas. Kedua anak saya akhirnyanya normal tidak ada gejala lagi, istri saya masih batuk cukup parah tapi sudah tidak demam lagi.Â
Kami terus menggenjot stamina dengan vitamin. Namun saya mulai merasakan gejala sesak nafas, khawatir parah kami mulai mencoba ke IGD RSUD Cengkareng, tapi saya dengan hanya dengan kursi roda di suruh menunggu sampai dua tiga hari untuk mendapatkan kamar kosong. Wah kalau caranya begitu belum dua hari sudah KO. Lalu kami mencoba ke puskesmas yang menangani covid...
Setelah cukup lama akhirnya memang ada titik terang untuk mencoba mencari rumah sakit rujukan covid, setelah browsing dan konsultasi dengan teman maka saya bisa mendapat informasi untuk ke Rumah Sakit UKRIDA.