Aku mengagumi mereka para pujangga
Yang menauhpeluhkan kata untuk menyapa dunia.Â
Mereka seniman kata, makna setiap baris puisi
Jutaan nasihat yang selalu abadi di sanubari...
Aku tercekik diam, dimana diriku saat para pujangga itu dengan ringan mengayuh kata.
Aku hanya bisa melongong, kagum bagaimana setiap kata meluncur berayun
Seperti hidup yang sudah terpacak dengan barisan kata kata memukau.
Baiklah.
Sebuah puisi tidak harus panjang
Kata pujangga bukan panjang katanya tapi seberapa kata mampu mewakili jutaan makna.
Dari yang kosong, suwung, muncul kedalaman,
sebaris sepacak dan seutas kata
Menjadi sebuah barisan kalimat abadi di tangan pujangga.
Aku baru sebatas mengagumi jauh kata jika dikatakan pujangga.
Pujangga itu jauh meskipun begitu dekat.
Di antara sumber bacaan, dia ada di nadi namun belum sampai pada jiwa, karena aku manusia masih mencari dan sedang mengobral kata. Sedangkan pujangga setiap katanya selalu bermakna...jauh melebihi kata yang dianggitnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H