Padahal jika sudah senang menulis, masalah, kecemasan, kesedihan, penderitaan bisa dipecahkan, diselesaikan dengan membuat catatan harian, membuat curhatan lewat tulisan dan mengeluarkan unek- unek dengan menulis.
Kesabaran itu adalah ilmu tertinggi dari pengendalian diri. Tidak mudah menjadi orang yang sabar. Apalagi menghadapi tekanan masalah. Kesabaran manusia ada batasnya, ketika sudah melewati batas toleransinya maka kesabaran bisa berubah menjadi petaka, ketika emosi tidak terkontrol, ketika logika sudah tidak dipakai lagi, ketika kemarahan sudah memuncak.
Setiap orang yang punya kesabaran tinggi, pasti pernah pada posisi dimana rasa putus asa menunggu, menanti itu seperti tidak terjangkau. Yang ada akhirnya adalah mengeluh, marah, memaki- maki, uring- uringan dan seterusnya. Demikian juga dengan menulis.Â
Ada beberapa penulis yang terbukti sabar menanti hasil dari ketekunannya menembus Kompas( contoh). Sudah puluhan hingga ratusan opininya tidak pernah bisa masuk halaman opini, ketika ia merasa putus asa dan pasrah, dan memutuskan tidak lagi mengirim karena rasanya tidak mungkin ada kesempatan artikel bisa tembus.Â
Nah kesabaran penulis diuji apakah ia takluk dan membiarkan menyerah karena selalu gagal menembus media besar semacam Kompas. Ketika seorang penulis sabar menunggu maka redaksi akan mencatat seberapa gigih penulis dengan tekun dan tidak putus asa terus menulis meskipun kecil kemungkinan diterima.
Setelah puluhan hingga ratusan kali ditolak akhirnya redaksi luluh juga dan satu artikel masuk ke halaman opini. Ujian belum selesai, redaksi masih menunggu apakah penulis itu konsisten untuk terus mengirimkan tulisannya dan  dinobatkan menjadi kolomnis, dan menjadi anggota dari para penulis, sering diundang seminar, dan menjadi nara sumber sebuah diskusi atau seminar karena kecakapannya dalam menulis.
Demikian juga penulis di sebuah platform seperti Kompasiana. Tidak mudah memang menembus artikel utama, tetapi admin akan mencatat dan mengikuti perkembangan tulisan penulis.Â
Jika konsisten dan mempunyai kekhasan dalam menulis, suatu saat tulisannya akan masuk sebagai artikel utama. Yang penting jangan pernah dalam pikiran ada rasa putus asa hanya karena tulisannya jarang masuk pilihan dan artikel utama.Â
Ketuk terus admin, berikan artikel terbaik, beri informasi yang inspiratif dan beri ide - ide baru yang membuat mereka jatuh hati. Niscaya Artikel Utama akan hadir menghampiri.
Yang menjadi pola pemikiran penulis tidak harus menulis untuk mendapat ganjaran artikel utama, tapi bagaimana mempersembahkan artikel terbaik. Itu saja akhirnya kesimpulan dari penulis. Mungkin tulisan ini receh, terlalu ringan bagi anda yang sudah terbiasa mendapat ganjaran AU tapi mungkin berguna bagi penulis pemula yang sedang berusaha kuat menampilkan artikel terbaik yang bisa ia publish di media seperti Kompasiana.
Sabar, sabar, sabar, kamu akan ketemu artikel atau tulisan yang mampu memberi kamu yakin bahwa itulah tulisan terbaik yang bisa dipersembahkan buat pembaca. Menulis, menulis dan menulis meskipun kadang kemalasan sering menyergapmu saat merasa mentok atas usaha yang dilakukan tapi belum bisa memetik hasilnya. Membaca- membaca- membaca untuk menambah luasnya wawasan dan tabungan sebagai bekal menjadi penulis yang berpandangan luas.Â
Berpetualang dan mengunjungi tempat- tempat bagus yang memungkinkan dijadikan rujukan menulis. Itulah nasihat yang sering penulis baca untuk bertahan sebagai penulis yang konsisten dan sabar menunggu proses. Semoga berguna sebagai bahan permenungan para penulis dan pembaca. Salam damai selalu.