Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesabaran Kunci Utama Penulis Meraih Hasil Maksimal

18 Februari 2021   14:25 Diperbarui: 18 Februari 2021   14:40 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sering muncul pertanyaan, Bagaimana sih tips masuk artikel utama? Pertanyaan itu sering terlontar oleh pembaca dan penulis Kompasiana. Saya sendiri tidak punya resep khusus untuk bisa tembus ke artikel utama. Prinsip utama sebagai penulis adalah sabar, sabar, sabar. Menulis, menulis dan menulis. Tentunya disertai membaca, membaca dan membaca.

Kalau tidak sabar seorang penulis bisa akhirnya putus asa dan tidak lagi menulis. Ia akan meninggalkan dunia tulis menulis karena tidak punya kebanggaan dalam setiap kegiatannya menulis. 

Merasa sia - sia sudah berusaha sebaik mungkin menulis, tetapi tetap tidak dilirik oleh admin. Sesekali masuk, selanjutnya berbulan - bulan rindu menanti tetapi tidak kunjung nongol di artikel Headline.

Kecewa dan Dongkol Itu Di Luar Batas Kesabaran

Rasa kecewa, dongkol, kadang bingung sudah usaha membuat artikel baik, disertai data valid, serta mengikuti perkembangan topik terkini tetap saja tidak ada perhatian dari redaksi atau admin. Lalu muncul perasaan ya sudahlah, libur dulu menulis, capek menulis tapi tidak ada timbal baliknya. Sudah sabar, tapi tetap saja belum beruntung.

Duh, kalau sudah begini, ketika kesabaran sudah buyar dan semangat kendor, bagaimana mendorong lagi semangat berkarya. Sebagai penulis saya merasakan proses jatuh bangunnya semangat, tantangan hambatan untuk konsisten menulis. Apalagi ketika awal - awal menulis dulu, jebakan kemalasan, konsistensi yang labil dan berbagai kendala dari dalam diri sendiri yang menyebabkan kadang terbesit untuk menyerah, tidak ingin lagi menulis, untuk apa menulis jika tidak mendapatkan apa- apa, untuk apa jika ternyata tulisan kurang mendapat apresiasi, hanya sedikit yang membaca, hanya menjadi pelengkap saja dari ratusan tulisan yang masuk.

Kalau menghitung waktu, hari demi hari, mengharap bintang jatuh, mengharap keberuntungan menghampiri, berharap tulisan masuk pilihan, masuk artikel utama dan sejauh puluhan hingga ratusan belum tersematkan verifikasi yang dirindukan, semakin banyak penulis muncul langsung menggebrak dan masuk jajaran atas penulis yang langganan Artikel Utama. 

Muncul rasa iri, kecewa mengapa setelah sekian lama ikut belum menerima reward apapun atas kesetiaan menulis. Lalu bila disandingkan dengan budget paket data dan pemasukan tidak seimbang, cenderung tekor, cenderung merugi. Ujung- ujungnya rasa frustasi itu yang muncul. Lalu tiba - tiba menghilang karena merasa tidak lagi punya greget untuk menulis.

Semua Penulis Perlu Menaklukkan Tantangan Ketidaksabaran dan Inkosistensi

Hampir semua penulis akan selalu berhadapan dengan namanya tantangan. Masalahnya itu mungkin masalah waktu. Susah menyediakan waktu untuk menulis ketika tugas pekerjaan di perusahaan atau instansi tempat bekerja membuat tenaga terkuras. Energi menulis sudah habis untuk pekerjaan yang menumpuk . Pikiran yang lelah dan selalu merasa dikejar target dalam hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun