Kekuatan lukisan, mural, ilustrasi sebagai penjelas, membuat banyak manusia kini sering lebih senang bergumul dengan cat, memberi keindahan sekaligus menjadi pengingat bagi mereka yang kebetulan melihat atau melintas.
Setelah melihat gambar mural orang menjadi tersadar oh sebegitu besar efeknya ya, ternyata kalau tidak memakai masker misalnya akan berdampak buruk, terlihat dari misi dari satu gambar tersebut. Kecuali ada orang yang memang sudah tuli hatinya dan buta nuraninya.
Ia tidak akan memandang sebagus apapun gambar wong fokusnya berbeda. Ia akan lebih suka membuat orang terlihat sulit, dan kalau perlu hidup lebih susah. Apa arti gambar bagi mereka yang sering menutup empatinya untuk tidak menggubris masalah -- masalah yang ada di sekitar.
Ternyata bahasa rupa, bahasa gambar bisa besar pengaruhnya terhadap manusia. Tanpa harus berteriak- teriak keras menggunakan TOA, tanpa harus berbusa -- busa mengingatkan, dengan bahasa gambar orang diajak merenung dan berkontemplasi atas gambar - gambar yang tersaji.
Mural, menurut sejarahnya memang lahir dari kaum urban, bisa dikategorikan masuk dalam aliran pop art, gerak orang - orang yang biasa hidup dijalanan, yang tidak punya media kecuali tembok -- tembok yang ada di pinggir jalan. orang -- orang girli (pinggir kali atau sungai).
Istilah Mural berasal dari kata latin yaitu "murus" yang berarti dinding. Makna luas dari mural adalah menggambar atau melukis di media dinding. Bukan hanya dinding tetapi bisa juga media lain yang lebih luas, misalnya pilar, plafon, atau media yang luas yang sifatnya permanen.
Mural itu sebetulnya sudah tidak asing dengan kehidupan manusia. Sudah ribuan abad sekitar 31.500 tahun , sejak zaman prasejarah. Lukisan di gua leang- leang, lukisan di dinding gua di Lascaux sekitar Selatan Perancis.
Lukisan dinding juga sudah muncul ribuan tahun yang lalu selaras dengan perkembangan agama Kristen katolik. Banyak dinding- dinding gereja di lukis. Lukisan perjamuan terakhir menurut sejarahnya juga dilukiskan didinding.
Perkembangan mural tampak ketika Pablo Picasso pelukis yang beraliran kubisme membuat sebuah mural dinamakan Guarnica atau Guarnica y Luno tahun 1937 saat berkecamuk perak sipil di Spanyol.
Mural bisa menjadikan kafe sebagai point of View ( pusat perhatian ) ketika nongkrong di kafe, atau mall, dan restoran.
Kembali ke ungkapan kebermaknaan gambar dan seribu narasi tercipta dari satu gambar mural saja. Ya, itulah sekarang mau tidak mau adalah era visual, segalanya bisa dihias dan diperkaya dengan gambar baik lukisan, mural, graffiti. Mural tidak lagi sunyi sepi di dinding luar, yang akan terdampak jika ada badai hujan, maupun petir atau banjir. Mural menjadi terhormat karena bisa membuat manusia yang sekarang senang eksis, senang selfie, senang tampil agar tampak keren di media sosial