"Kang, bikinin es jus sirsak, eh tidak jadi es mangga saja, tidak pakai lama ya, eh ingat tidak boleh pakai muka cemberut,kalau perlu bikinnya dengan cinta. Cieee."
"Saya juga Kang Buatkan  es kopi yang kental, esnya yang banyak ditambah senyuman akang pasti tambah segar..."
Serombongan cewek - cewek yang pekerja harian di sebuah ruko di sekitar Mutiara Taman Palem dekat Rusun Perumnas Cengkareng Jakarta Barat, menyerbu warmindo atau sebutlah warung minum dan makanan indomie (mengambil salah satu merek mie instan).Â
Pas istirahat siang, sontak tumplek blek mereka memesan minum minuman segar karena kebetulan cuaca panas terik.
Sebuah warung yang hanya nempel di tengah tengah perumahan ibu kota. Dengan bangunan semi permanen, cenderung darurat karena pasti ijinnya juga tidak resmi.Â
Bangku kursi plastik dan meja memanjang menyesuaikan tempat yang hanya selebar trotoar pinggir selokan. Di warung itu menyediakan makanan cepat saji atau katakanlah instan yang bisa dimasak dengan peralatan sederhana.
Dulu masih jarang kopi sachet yang marak belakangan ini. Paling hanya kopi hitam semacam kopi kapal api atau kopi lain dengan kemasan sederhana menggunakan kertas kopi warna coklat.
Untuk makan darurat, warmindo sudah lebih dari cukup, Indomie rebus campur telur  sayur cesin, ditambah dengan bawang putih yang direbus bersama kuahnya, terasa nikmat luar biasa.Â
Makanan darurat yang bisa dinikmati oleh anak kost dengan kantong pas - pasan, terkadang kalau kepepet utang dulu kalau punya uang baru bayar borongan.