Aku hampir menang sebetulnya tapi tertunda entah kapan, tergantung diriku apakah mau berjuang untuk menang atau hanya main -- main. Dunia juga tahu untuk menang tidak semudah membalikkan tangan. Lihatlah sang pemenang mereka adalah pejuang tangguh, pekerja tekun dan totalitas. Konsisten menuliskan pesan dan inspirasi yang membangun. Mereka bukan sekedar menulis tapi berbagi, bercerita dengan sepenuh jiwa untuk mengetuk siapa saja yang membacanya untuk bertindak bukan hanya dalam tataran teori saja.
Bacalah tulisan mereka. Pantas karena kata - kata mereka selalu mengundang decak dan membuat admin terkesima hingga akhirnya menjatuhkan talak untuk menobatkan menjadi penulis utama. Ada banyak kriteria mengapa tulisan - tulisan mereka selalu melaju, lebih di depan dari yang lain. Karena mereka memberitakan sebuah cerita hidup yang ada disekitar mereka. Mereka mempunyai passion dan kemampuan untuk mewujudkannya.
Kalau mau menang jadilah obor saat gelap, bukan menyalakannya saat terang. Kau hanya menjadi cahaya yang tidak berguna. Meskipun cahaya redup namun menerangi saat gulita akan lebih berguna daripada menjadi cahaya saat matahari bersinar terang. Kau seperti berteriak diantara jutaan orang yang berkerumun, percuma.
Para Pemenang Kompasianival 2020
Romo Bobby Steven Oktavianus dengan nama Kompasiananya Ruang Berbagi dalam tulisan -- tulisannya selalu memberi inspirasi. Ia memotret apa yang ia lihat di narasikan dengan enak, diberi sentuhan rasa hingga melahirkan tulisan menyentuh hingga selalu menjadi favorit Kompasiana untuk ditampilkan di Headline.
Pantas Romo Bobby mendapat penghargaan Kompasiana karena tulisan -- tulisannya selalu menyentuh kalbu pembaca. Sebagai rohaniwan katolik ia sudah menjadi penggembala yang baik, menjadi suluh bagi semua orang. Seperti halnya romo Mangun yang merangkul semua kalangan terutama mereka yang tidak tersentuh keadilan. Rohaniwan tidak hanya khotbah lewat mimbar namun juga berbagi rasa dalam sentuhan kata -- kata. Itu lebih bagus daripada menggugah kesadaran lewat mimbar berkobar- kobar dengan deretan kata -- kata yang kurang menyentuh. Yang lebih suka mendapat tepukan daripada sebuah kekaguman antar pribadi bahwa mereka adalah potret nyata yang sama antara kata - kata dan tindakan dalam kehidupan sehari - hari. Patutlah ia mendapat dua penghargaan sekaligus Best Choice dan Best Opinion.
Katedra Rajawen, tidak henti - hentinya memberi kata - kata puisinya dalam ribuan puisi dan dan artikelnya. Meski sepi, meski kadang tidak terbaca tetapi ia rajin menyapa, datang dan memberi komentar tulus pada siapa saja hingga konsistensinya menghasilkan sebuah kemenangan yang layak disandangnya Best Of Fiction di tahun 2020.
Para pembaca Kompasiana menatap gamang kehidupan di tahun 2020 ini dengan banyaknya orang yang stres, berita PHK, berita sedih yang berlalu lalang maka untunglah masih banyak penulis yang rajin memberi keseimbangan berita yang datang dari warga sehingga pembaca mendapat asupan berita berimbang murni dari warga maka membaca tulisan dari Mas Kartika Eka Hendarwanto yang akhirnya meraih gelar Best Citizen Journalist. Ini menjadi bukti bahwa bloggerpun bisa berperan layaknya wartawan yang selalu memberi informasi pada para pembacanya, menjadi relawan penulis yang dengan tulus menginformasikan apa yang dilihatnya dengan mata hatinya.
Tidak ada yang lebih bisa mencerdaskan selain para guru yang mempunyai visi luas tentang pendidikan, makan sosok seperti Ozy V Alandika patut mendapat apresiasi tinggi. Sebagai guru SD tulisan - tulisannya konsisten tentang dunia pendidikan memberi contoh nyata bahwa gurupun bisa memberi inspirasi pada para pembaca bahwa mereka para guru mempunyai talenta lebih lewat pendidikan juga dalam hal literasi.Best In Specific Interest layak anda sandang.
Kompasianer lainnya, Sebuah Kemenangan Yang Tertunda
Kompasianer yang belum menang jangan sedih dan meratap sebab kalian adalah pemenangnya hingga Kompasianival 2020 tergelar tanpa kalian ( dan saya juga ) Kompasiana bukanlah apa -- apa maka patutlah kita mendapat hadian Life Time Achiefment. Ini penghargaan tinggi untuk kompasianer yang selalu setia meskipun kadang lebih sering mengeluarkan biaya tambahan daripada mendapat reward yang sepadan dari Kompasiana. Ketulusan dan keikhlasan anda tetaplah berharga dan anggaplah sebagai kemenangan yang tertunda.
Pada saatnya pasti akan mendapat jatah sebagai Best, terbaik bila konsisten menyuarakan kebaikan dan menulis untuk sebuah gerakan literasi membangunkan masyarakat akan pentingnya berita yang positif. Banyaknya berita hoaks, berita bombastis harus dilawan oleh para pegiat literasi yang mampu memberi tameng terhadap berita -- berita bohong yang memprovokasi orang untuk berkonflik. Tugas utama para blogger adalah mewartakan informasi dari warga bahwa tidak benar berita -- berita yang berlalu lalang muncul di grup WAG, muncul di medsos yang membuat masyarakat terbelah.
Aku sih ingin menang juga tapi tidak apa - apa hanya sebuah kesempatan yang tertunda yang penting tetap semangat menulis. Sebuah kemenangan memang manis, tapi tidak perlu berkecil hati meskipun belum menang. Para penulis sudah antri menampilkan yang terbaik tapi yang terbaik dari terbaiklah yang akan menang. Selamat pada mereka yang sabar dan tetap setia.
Ini kemenangan tertunda, tetap semangat para Kompasianer. Ratusan ribu sekitar 700 ribu kompasianer ngantri untuk menulis, Jika tulisan anda tayang itu sudah anugerah. Tulisan akan menemukan takdirnya sendiri. Bila konsisten kelak juga akan memegang trofi sebagai The Best. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H