Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengingat Janji Pernikahan

4 November 2020   12:57 Diperbarui: 4 November 2020   13:13 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kultur budaya Timur anak adalah penentu keutuhan sebuah keluarga. Suami istri tanpa anak akan menjadi masalah besar yang bisa memicu perceraian. Ada suku yang mempunyai tuntutan terhadap kelangsungan rumah tangga. Dengan anak apalagi yang bisa meneruskan garis keturunan atau marga akan lebih memberikan kepuasan bagi sementara keluarga. Hadirnya anak akan melengkapi kebahagiaan dan menyatukan dua keluarga karena kasih sayang yang tertumpah pada anak dan cucu mereka. Ketiadaan anak akan memicu konflik keluarga.

 Untuk mencoba memaklumi dan kompromi pada perbedaan prinsip dua manusia yang berbeda latar belakang baik budaya, pola didik, karakter, temperamen manusia harus belajar bertahun - tahun dengan melewati badai kehidupan.

Tidak semua harus sama tidak semua bisa memuaskan. Adanya perbedaan itulah yang membuat manusia mesti sabar, saling pengertian dan tidak memaksakan kehendak. Hidup berpasang- pasangan itu tidak semudah ketika berpacaran, melihat yang indah - indah melakukan hal romantis yang membuat pasangan klepek - klepek. Perlu perjuangan agar seiring perjalanan waktu bisa menjadi pasangan yang saling mengisi, saling melengkapi.

Janji pernikahan itu sebuah pekerjaan berat, apalagi jika pasangan saling keras keras kepala untuk tidak tunduk pada kemauan pasangan. Mereka mempunyai jurang menganga yang susah disatukan. Jika egoisme dipertahankan maka jaminan menjadi pasangan ideal akan menjauh. Sepanjang hari akan selalu muncul friksi dan berbagai pertengkaran yang susah terselesaikan.

Lalu apakah semudah itu mengatakan cerai ketika sudah mempunyai anak. Ada banyak masalah ketika orang tua memutuskan perceraian, akan membuat gelombang psikologis yang akan terbeban di pundak anak - anak, apalagi jika kedua orang tuanya berpisah dengan cara tidak baik, saling lari dari tanggungjawab.

Perceraian bagaimanapun tidak akan pernah diharapkan apalagi menyangkut masa depan anak yang akibatkan oleh orang tua yang broken home. Banyak bukti yang bisa dimunculkan bahwa anak yang orang tuanya bercerai alias broken home akan menemui banyak masalah, dari penyimpangan perilaku, munculnya anarkisme sampai penggunaan obat - obatan terlarang.

Maka setiap orang harus selalu ingat janji pernikahan, orang tua harus mau berkorban untuk keutuhan rumah tangga. Tidak ada manusia yang sempurna, tugas utama pasangan adalah saling melengkapi kekurangan dan belajar dari kesalahan. Bagaimanapun ketidaksempurnaan pasangan merupakan tanggungjawab yang harus dipikul, seiring dengan berjalannya waktu, badai itu akan segera berlalu dan setiap pasangan mulai mengerti bahwa setiap perbedaan itu sebuah tantangan, setiap pasangan harus bisa menyelesaikan dengan kepala dingin.

Hari ini Tepat 4 November 2007 lalu saya mengucapkan janji pernikahan. Bersama istri (Anastasia Lena Herdiana) mengarungi biduk rumah tangga. Banyak duka dan sukanya dan tanpa terasa telah melewati badai demi badai kehidupan, melewati ribuan masalah, melewati berbagai perbedaan, semoga sesuai janji pernikahan yang terucap, selalu bisa memelihara rasa, cinta, kasih sayang. Saling mencintai , saling mendukung. Diberi tiga anak yang sudah mulai beranjak besar.Dalam kelemahan, dalam kekurangan selalu ada energi lebih untuk menyatukan perbedaan. Tantangan pada manusia yang memilih berumah tangga selalu harus bisa memecahkan persoalan dengan hati adem dan meminggirkan emosi yang akan menggangu kehidupan keutuhan keluarga. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun