Mungkin banyak teman - teman mulai beralih, pecah fokus untuk kemudian mencoba menyeberang meninggalkan rasa kagum pada Jokowi. Itu pilihan dan dalam demokrasi dan hak berpendapat sah - sah saja orang kecewa pada Jokowi. Ia begitu banyak mendapat tantangan, mendapat goyangan lawan politiknya dan banyak yang ingin menumbangkannya di tengah jalan.
Tidak tanggung-tanggung, ulama, politikus gaek, mantan wakil rakyat, partai partai tidak punya pendirian, partai - partai berhaluan kanan dengan pendekatan radikalisme, intoleran dan semangat untuk mendirikan negara berbasis agama. Jokowi orang yang taat agama dan rutin bersembahyang, namun kadar agamanya sering disangsikan oleh orang - orang seimannya sendiri, sering dikait- kaitkan dengan haluan kiri berbasis sosialisme, komunisme.
Orang - orang politik begitu getol untuk mencegah Jokowi meluruskan organisasi, memperbaiki sistem amburadul sejak kemerdekaan hingga orde baru. Pada masa reformasipun banyak birokrasi, prosedur perijinan tumpang tindih.Â
Maka muncullah gagasan Undang - Undang Cipta kerja, yang salah satu tujuannya membuat bejibunnya undang - undang, sistem perizinan, kemudahan investasi lebih simpel, tidak ribet.
Dengan tumpang tindihnya peraturan membuat celah korupsi, celah kongkalikong, mafia anggaran, penggelembungan anggaran yang menghambat investasi.Â
Jokowi kukuh ingin merubah sistem yang amburadul itu tapi betapa beratnya melawan mafia, betapa beratnya melawan dedengkot birokrasi yang tetap menginginkan kucuran anggaran untuk memperkaya kroni dan keluarganya.
Semakin hari, Jokowi seperti semakin sendirian, banyak isu, banyak WAG beredar yang isinya sangat keji, membuat banyak orang bimbang untuk mendukung langkah Jokowi.Â
Ia semakin mendapat terpaan angin besar, puting beliung semakin membesar menerpa dirinya kala mengusik tidur nyamannya para konglomerat, para penyesap anggaran negara yang merasa dirugikan dengan penyederhanaan birokrasi.
Kadang saya yang suka membaca komentar, berita - berita di media online menjadi ngeri betapa banyak manusia yang katanya berbudaya, beragama, beradab bisa berkata separah nafsu binatang yang akan menjegal dengan cara apapun orang yang menentang kemauannya.
Setiap waktu mereka rajin berdoa sebagian hidupnya dipergunakan untuk memprovokasi, menggerakkan dan membuat cerita - cerita yang membuat orang menjadi pembenci, tidak menyukai perbedaan, tidak menghargai perbedaan keyakinan.Â
Di kiranya manusia bisa diseragamkan, demikian pula dengan masalah keyakinan, memaksa, menghambat dan membuat ketakutan keyakinan lain.Â