Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apakah KAMI Mewakili Kami, Ah Perasaan Kamu Saja!

21 Agustus 2020   08:42 Diperbarui: 21 Agustus 2020   08:36 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wartakota.tribunnews.com

Negara- negara yang bisa memperkecil persebaran Covid adalah negara yang mampu menyadarkan rakyatnya akan bahaya corona. Sedangkan di sini di Indonesia mereka seperti dewa, tak tersentuh, merasa paling disayang Tuhan, merasa lebih religius sehingga lebih penting beribadah daripada mencegah persebaran corona.

KAMI yang sekarang lebih pada hasrat kekuasaan yang terlepas, merasa terpinggirkan dan tidak dilibatkan padahal mereka pernah nyaman sebagai pejabat. Benarkah pemikiran ini. Ah itu khan pemikiran antagonis Bro. Kamu saja yang terlalu berpraduga terhadap niat baik KAMI.

Lihat wajah - wajah mereka, mereka itu orang -- orang pintar maha guru pula, bukan mahasiswa lagi. Gelarnya saja banyak yang Doktor, Profesor pula pasti pemikiran mereka sudah mengawang- awang membumbung ke angkasa.

Aduh apalagi aku yang lulus perguruan tinggi saja terseok -- seok, hampir ke DO pula pasti susah memahami manusia setengah dewa yang mendeklarasikan diri dalam kesatuan KAMI. Ada Din Syamsudin ada mantan Jendral, ada Anak Presiden Orde Baru, Ada Ustadz Tengku Zulkarnaen. Jejak masa lalu mereka sudah tidak diragukan lagi mengapa tetap saja ditanggapi nyinyir oleh netizen.

Din Syamsudin mengatakan" dipalu semakin semakin maju,diarit semakin bangkit, diserang semakin menerjang begitu tekat sang Profesor menanggapi kritikan yang terlontar menanggapi munculnya KAMI. Din menjelaskan tujuan KAMI.

Semakin dijelaskan oleh Din rasanya semakin bingung. Coba saja kata kata itu akan menguap bila tiba- tiba saja Din diberi tawaran jabatan strategis yang membuat ia hadir lagi di ranah kekuasaan. Maaf ini sekali lagi hanya pemikiran antagonis untuk sosok seperti Bapak Din Syamsudin. Kalau sebagai konco sih monggo mawon Abang Din bukankah setiap warga negara dijamin sepenuhnya untuk menyatakan pendapat.

Semoga saja KAMI tulus berjuang demi menyelamatkan Indonesia dari jurang krisis ekonomi dan kebangsaan. Tapi kalau masalah krisis kebangsaan itu datang dari mereka yang merasa terpinggirkan. Dan tujuan pendirian KAMI hanyalah ekspresi keterpinggiran jangan sebut kami karena KAMI bukan kami. 

Kami sendiri tetap akan bertahan meskipun was- was juga dengan kehidupan yang semakin tidak menentu akibat Covid 19. Semoga badai berlalu dan covid lenyap sehingga bisa kembali hidup normal dalam relasi kebangsaan yang dirindukan, saling hormat menghormati, gotong royong membangun bangsa meskipun dengan pola pemikiran yang berbeda dan keyakinan yang tidak sama. Yang berbeda itu itu tidak perlu dipertentangkan tetapi diposisikan untuk memperkaya pemikiran. 

KAMI boleh berpikir Indonesia sedang mengalami krisis kebangsaan, kami berpikir KAMI mesti introspeksi. Mari sama- sama membangun bangsa dengan bertahan dan membantu siapa saja yang berniat baik untuk menyelamatkan negeri ini.

Apakah KAMI adalah kami, ah kamu saja barangkali. Salam demokrasi. Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun