Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pelajaran Menulis dan Kesiapan Mental Seorang Penulis

2 Juli 2020   16:03 Diperbarui: 2 Juli 2020   16:02 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah manfaat kelas menulis sangat signifikan untuk meningkatkan kemampuan menulis? Sekarang marak di media internet kelas menulis. Ada penugasan dan ada kewajiban untuk mempublish entah di platform blog maupun  di kirim ke media massa semacam koran dan majalah setelah mengikuti pelajaran lewat media online.

Apa sih sebenarnya pelajaran menulis? Mencetak penulis atau hanya mendorong masyarakat melek literasi. Di kelas online dibagikan langkah -- langkah menulis secara teoritis, juga diberi trik trik agar tidak macet ditengah - tengah proses menulis. Para mentor mengenalkan tentang pembuatan outline, membuat tulisan apapun yang penting menulis, atau menjauhkan diri dengan keluarga,teman, sahabat karena waktu kita banyak habis untuk kegiatan menulis dan membaca.

Pelatihan membuka mata, memberi motivasi, memberi peluang dan jalan menjadi penulis, tetapi apakah bermanfaat menjadikan satu -- satunya jalan sukses menulis. Yang terpenting  konsistensi menulis itu yang utama. 

Banyak karyawan, guru, pegawai, menulis karena ada tuntutan kerja, tuntutan mendapat sertifikat, mendapatkan pengalaman menulis. Aktifitas menulis hanya didasarkan karena akan mendapatkan sertifikat, pengakuan bahwa ia telah mengikuti kelas menulis.

Kalau saya maaf, kelas menulis tidak terlalu penting, yang terpenting adalah sebagai seorang yang hobi menulis yang utama dan terutama adalah praktek menulis itu sendiri, yang kedua sering membaca dan membuka mata terhadap fakta- fakta di lingkungan sekitar, ada keingintahuan untuk mendapatkan informasi yang memberi nilai tambah seorang penulis.

Memang tidak harus setuju sama saya. Di lingkungan pekerjaan saya webinar, kiat- kita menulis RPP, kiat kiat membuat video pembelajaran, menjadi Guru Inovatif dan Kreatif, mengenal New Generation, dan bla ,bla, bla  lainnya penuh di otak dan wajib diikuti. Banyak yang ingin memberi masukan, otakpun penuh dengan titipan pengetahuan.

Seandainya saya adalah narasumber kelas penulisan, saya hanya akan mengatakan teori - teori menulis itu gombal. Banyak buku yang menuliskan kiat -- kiat dari menulis karya ilmiah, penulisan opini, feature, Puisi, Cerpen, Fiksi (novel, komik). Kunci utama menulis adalah aksi. Lupakan teori saat menulis, menulis saja, apalagi menulis fiksi. Yang harus dilakukan bagi pemula adalah menyiapkan outline nya garis besarnya saja supaya ada peta menulis agar tidak melebar.

Teori itu mengikuti, sambil praktik pelan -- pelan tulisan -- tulisan yang sudah dihasilkan di koreksi lagi, ditelaah dan diperbaiki dalam tahap pengeditan. 

Jika saat menulis penuh dengan teori maka bukan hasil yang diharapkan tetapi rasa muak, capek, lelah, pusing memikirkan bagaimana jika salah, jika ternyata tidak sesuai dengan kaidah bahasa dan penulisan yang benar,tidak berkenan di hadapan pembaca, itu yang membuat seorang penulis merasa mentok akhirnya mengalami kebuntuan atau istilah asingnya Writer's block.

Salah satu kunci sukses menulis adalah keberanian, kesabaran, konsistensi dan kesiapan menerima kritikan dan masukan dari hasil karya yang telah menjadi milik publik (terpublish). Tidak usah takut dikritik, tidak usah malu mengakui masih ada beberapa kesalahan dalam tulisan yang kita hasilkan.

Pelajaran menulis lainnya yang perlu dicamkan adalah jangan pernah berpikir untuk menjadi plagiat. Kalaupun menyertakan referensi dan beberapa cuplikan materi harus disebutkan sumbernya. 

Banyak buku - buku pendukung. Artikel- artikel berkualitas yang ditemukan di Google maupun blog - blog di dunia maya. Kunyah yang menginspirasi, buang jauh -- jauh yang berisi fitnah dan artikel bombastis dan hoax.

Bagi saya menulis itu sebuah proses. Dalam proses menulis ada sebuah pembelajaran hidup. Terkadang kendala lingkungan, keluarga ikut mempengaruhi semangat menulis. Bila terlalu suntuk menulis akan membuat masalah dengan keluarga. 

Ada kecemburuan perhatian karena ketika menulis seorang penulis kadang lupa diri, tidak ingat waktu. Seorang penulis sering menemukan ide ketika berada di tengah - tengah yang butuh perhatian. 

Ketika ide datang penulis seperti gelisah karena ide yang muncul datang begitu cepat dan berlalu pula dengan cepat, momentum ide itu harus ditangkap secepatnya sehingga kualitas hubungan dengan keluarga menjadi renggang.

Sering dikatakan bahwa penulis itu hidup dalam dimensi yang berbeda. Penulis atau pengarang hidup dalam alam khayalan. Tidak menginjak bumi. Semakin produktif, penulis maka mereka akan banyak kehilangan waktu berkumpul dengan keluarga, kerabat dan temannya. Berjam- jam hidupnya dihabiskan untuk menulis dan membaca, serta melayani komentar dan masukan dari pembacanya.

Ada yang berpendapat bahwa seorang penulis itu istri pertamanya adalah mesin ketik atau laptop, seorang istri penulis harus mau berbagi cinta dengan laptop dan mesin ketik serta buku. 

Jadi pelajaran menulis itu sebenarnya kompleks. Jika siap menjadi penulis harus siap dengan segala konsekwensinya. Sebelum menjadi penulis, sastrawan, pengarang siapkan dulu langkah - langkah antisipasi dari lingkungan keluarga dan teman agar tidak muncul kecemburuan karena munculnya ketidakadilan perhatian.

Sungguh bahasan saya itu sebetulnya di luar konsteks, tetapi bisa menjadi bahan permenungan bahwa kesiapan mental, komitmen dengan keluarga harus di bangun lebih dahulu agar nantinya sebagai penulis nyaman menuangkan ide, tanpa dibayangi ketakutan bahwa menulis itu hanya menghambur- hamburkan waktu, kurang mendukung secara finansial, dan hidup dalam dimensi lain sehingga melupakan kualitas hubungan dengan orang -- orang terdekat.Salam literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun