Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pelajaran Menulis dan Kesiapan Mental Seorang Penulis

2 Juli 2020   16:03 Diperbarui: 2 Juli 2020   16:02 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sutterstock/hellosehat.com)

Banyak buku - buku pendukung. Artikel- artikel berkualitas yang ditemukan di Google maupun blog - blog di dunia maya. Kunyah yang menginspirasi, buang jauh -- jauh yang berisi fitnah dan artikel bombastis dan hoax.

Bagi saya menulis itu sebuah proses. Dalam proses menulis ada sebuah pembelajaran hidup. Terkadang kendala lingkungan, keluarga ikut mempengaruhi semangat menulis. Bila terlalu suntuk menulis akan membuat masalah dengan keluarga. 

Ada kecemburuan perhatian karena ketika menulis seorang penulis kadang lupa diri, tidak ingat waktu. Seorang penulis sering menemukan ide ketika berada di tengah - tengah yang butuh perhatian. 

Ketika ide datang penulis seperti gelisah karena ide yang muncul datang begitu cepat dan berlalu pula dengan cepat, momentum ide itu harus ditangkap secepatnya sehingga kualitas hubungan dengan keluarga menjadi renggang.

Sering dikatakan bahwa penulis itu hidup dalam dimensi yang berbeda. Penulis atau pengarang hidup dalam alam khayalan. Tidak menginjak bumi. Semakin produktif, penulis maka mereka akan banyak kehilangan waktu berkumpul dengan keluarga, kerabat dan temannya. Berjam- jam hidupnya dihabiskan untuk menulis dan membaca, serta melayani komentar dan masukan dari pembacanya.

Ada yang berpendapat bahwa seorang penulis itu istri pertamanya adalah mesin ketik atau laptop, seorang istri penulis harus mau berbagi cinta dengan laptop dan mesin ketik serta buku. 

Jadi pelajaran menulis itu sebenarnya kompleks. Jika siap menjadi penulis harus siap dengan segala konsekwensinya. Sebelum menjadi penulis, sastrawan, pengarang siapkan dulu langkah - langkah antisipasi dari lingkungan keluarga dan teman agar tidak muncul kecemburuan karena munculnya ketidakadilan perhatian.

Sungguh bahasan saya itu sebetulnya di luar konsteks, tetapi bisa menjadi bahan permenungan bahwa kesiapan mental, komitmen dengan keluarga harus di bangun lebih dahulu agar nantinya sebagai penulis nyaman menuangkan ide, tanpa dibayangi ketakutan bahwa menulis itu hanya menghambur- hamburkan waktu, kurang mendukung secara finansial, dan hidup dalam dimensi lain sehingga melupakan kualitas hubungan dengan orang -- orang terdekat.Salam literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun