Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hal-hal Sederhana di Depan Mata Bisa Menjadi Gagasan Besar Penulis

15 Juni 2020   18:36 Diperbarui: 15 Juni 2020   18:39 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/Pawel Kuczynski

Ketika kita bangun, membuka mata apa sih yang pertama diperhatikan, langit,langit kamar, terus berdoa mengucap syukur bahwa kita masih diberi nafas dan kehidupan dan menikmati pagi. Setelah itu mata beredar di sekitar melihat pasangan kita, melihat tempat tidur yang berantakan, melihat muka yang masih kusut.

Lalu kita bangkit dan menyegarkan tubuh dengan mandi yang wajib dilakukan ketika kita siap -- siap untuk berangkat kerja. Setelah disegarkan air, mematut diri, mengenakan baju yang rapi, sisiran, melihat penampilan lalu mengambil tas, dan siap - siap berangkat.

Detail detail kehidupan yang kita lakukan rutin itu juga sebuah ide, bagian dari ilham menulis yang tidak ada habis- habisnya. Bagi yang sudah terbiasa menulis, pengalaman ringan dalam kehidupan sehari -- hari bisa saja menjadi sumber ide menarik. Jadi apa sih sebenarnya yang membuat repot seseorang yang ingin memulai menulis?

Mudah bagi yang terbiasa menulis, gampang bagi yang sudah punya jam terbang menulis, tidak sulit bagi mereka yang sudah merasakan bagaimana menulis itu adalah sebuah ritual harian yang otomatis dilakukan. Semua berawal dari kebiasaan, dari proses seorang penulis memaksa diri untuk paling tidak menulis sehari satu artikel atau tulisan apa saja yang penting menulis.

Sumber tulisan itu bukan hanya dari berita - berita heboh di media sosial, koran, atau buku, semut, bunga, tanaman, hobi -- hobi keseharian bisa saja menjadi sumber tulisan.

Banyak dari penulis yang membuat tulisan berdasarkan hobi yang dilakukannya sehari -- hari, bahkan tingkah laku cicak yang lucu, menunggu nyamuk datang, sabar memburu sasaran, saking semangatnya terjatuh ke lantai, tidak sengaja jatuh di atas kepala teman atau saudara saat di rumah, lalu menjadi cerita lucu, karena ternyata saudara kita terkejut sampai terjatuh dari sofa, belum selesai deritanya masih harus merasakan hangat kepalanya karena bersamaan jatuh cicak itu juga spontan membuang kotorannya hingga mengenai rambut saudara.

Tingkah laku yang kocak, dan bikin iba juga menjadi sumber ide, entah dikembangkan sebagai puisi, cerpen bahkan cerita intermezo yang bikin ngakak habis. Banyak bukan ide menulis kalau jeli melihat peristiwa di sekitar kita. Maka ketika ada orang yang merasa susah betul menulis itu karena belum terbuka saja pada ide -- ide yang ada disekitar yang mampu dieksplorasi menjadi sebuah tulisan.

Kadang untuk mengawali niat menulis, sudah terbayang betapa susahnya menyusun tulisan yang benar dalam menyusun kata sambung, kata kerja, point of view, susunan predikat obyek dan keterangan. Teori -- teori dan tips dari para penulis yang membuat kadang takut untuk memulainya. Itulah kadang penulis pemula sudah parno duluan ketika ketemu tulisan- tulisan yang terpampang di media online, koran, buku dan sebagainya.

Ada rasa ketidakpercayaan diri membaca tulisan- tulisan keren dari penulis yang jago dalam menyusun tulisan yang mampu menghipnotis pembacanya. Mimpi -- mimpi yang terlalu tinggi itulah yang menghambat seseorang untuk memulai menulis. Padahal yang terpenting untuk mengawali menulis adalah. Aksi. Apapun hasilnya nanti tulisan itu adalah sebuah perjuangan, sebuah proses untuk berani mengungkapkan gagasan.

 Keberanian untuk mengeksekusi niat itu yang harus didorong terus hingga akhirnya menghasilkan tulisan meskipun hanya beberapa paragra saja. Tidak apa -- apa, yang penting niat itu sudah dipraktekkan. Setelah niat ada dan sudah mencoba, maka mulainya mencari ide - ide menarik, tidak usah terlalu jauh, cerita saja tentang jendela, coba saja deskripsikan jendela  sambil mengamati detail bentuk, bahan, warna dan detail dari jendela itu.

Tidak usah pedulikan dengan aturan baku penulisan, yang utama menulis dahulu, baru setelah selesai menulis diendapkan, setelah otak segar kembali kembali lakukan tahap editing. Pasti akan banyak menemui tipo, kata yang hilang atau kalimat ganda, kalimat terlalu panjang, kata ganti orang yang banyak diulang, penggunaan, kata ganti yang berubah - ubah.

Setelah tahab editing terlewati dan beberapa typo dikoreksi, tahap eksekusi tulisan juga penting dilakukan, mungkin ada kalimat aneh, ada paragraf yang mesti dipotong karena lepas dari tema. Semua itu adalah bagian dari proses menulis.

Awal mulanya penulis akan mengalami kebosanan, mengalami writer's block, kurang bergairah. Kalau ingin sukses ya paksa menulis meskipun hasilnya bisa kacau dan amburadul, tapi selama proses menulis itu dilalui dengan sabar lama- lama seorang penulis akan menemukan keasyikkan saat menulis.

Selama proses belajar  banyak kendala ditemui,  banyak hambatan yang akhirnya membuat calon penulis mandek dan tidak mau lagi meneruskan niat menjadi penulis. Tetapi apapun hobi, pekerjaan dan passion jika dilakukan sepenuh hati dan semangat tinggi untuk mencoba dan mencoba terus maka suatu saat konsistensi, kesabaran dan perjuangan keras itu akan menuai hasilnya.

Untuk menjadi penulis tidaklah terlalu repot dengan gagasan awal. Jika baru saja menjadi penulis pastikan melewati tahap demi tahap dengan perasaan senang. Cari quote- quote yang mampu membangun semangat, sehingga pas putus asa, kita seperti diingatkan kembali untuk tidak menyerah hanya karena satu, dua, tiga dan kesekian kali gagal menuangkan gagasan.

Pekerjaan apapun dibutuhkan semangat pantang menyerah, tidak alergi untuk dikritik demi kemajuan sebab jika hanya karena kritikan sedikit saja sudah menyerah maka akan susah menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan kita.

Tidak ada hal yang instan, sekedar copy, paste tulisan. Setiap tulisan asli penulis selalu akan menemukan pengalaman beda antara satu penulis dengan penulis lainnya, karena manusia itu sebetulnya unik. Setiap sudut pandang penulisan sebetulnya hal baru bagi orang lain, jadi jangan takut gagasan tulisan kita tidak diterima dan takut tidak ada yang membaca.

Jadi anda yang sedang punya niat ingin menulis, tidak usah berpikir terlalu tinggi membayangkan tulisan dan artikel apa yang menarik untuk dituliskan, Semua bisa berarti bagi orang lain karena gagasan dan tulisan apapun merupakan ide segar bagi pembaca.

Jika punya niat menulis segera lakukan, setelah selesai satu tulisan mulailah belajar dari kesalahan dan memperbaikinya. Lama -- lama seorang penulis akan sangat peka terhadap kesalahan elementer karena kebiasaan. Hanya ingin mengingatkan kunci untuk menyukai kegiatan menulis adalah menulis, menulis dan menulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun