Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sejumput Pengalaman Menulis Sambil Menyeruput Teh Pagi Hari

8 Juni 2020   06:13 Diperbarui: 8 Juni 2020   06:46 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulislah karena kamu menyukainya dengan begitu kamu akan memulai dan menyelesaikannya

 (Irin Sintriana)

Sudah lama saya tidak menulis pagi - pagi. Bersama teh pagi ini saya mencoba menyerap energi pagi untuk menulis sebarisan kata. Bukan tentang tips menulis, karena saya bukan ahlinya hanya menemani anda yang kebetulan sudah bangun untuk sekedar mengumpulkan tenaga, menikmati suara ayam berkokok dan adzan subuh.

Suasana Pagi Ide Menulis deras Mengalir

Ketika suasana masih tenang, dalam sepi yang masih memagut, sambil menyeruput teh, menggelar ingatan dan memainkan jemari untuk menulis apa saja. Tentang pekerjaan, novel, artikel, puisi, cerpen, apa saja yang mendesak untuk diwujudkan dalam sebuah tulisan.

Ketika dingin masih memagut dan embun tengah menetes maka otak masih segar untuk dipacu. Kata-kata terbentang lebar setelah istirahat semalaman. Apalah ide-ide yang bergemuruh itu dengan lancar berbaris untuk dikeluarkan. Saya rasa lebih mudah mendapatkan ide menulis ketika suasana tenang masih tergenggam. Itulah selagi masih segar saya akan membagikan sharing tentang menulis.

Sudah cukup lama saya menikmati dunia tulis menulis. Amatiran saja. Saya tidak berani dan belum cukup berani memproklamirkan diri sebagai penulis murni. Untuk saat ini menulis masih sebatas hobi, bukan sebagai pekerjaan utama. Pekerjaan utama saya adalah seorang guru. Sepanjang hari saya masih harus belajar menjadi guru yang baik, sekaligus berlatih menjadi penulis yang terampil. Rasanya masih ada kesinambungan antara dunia pendidikan dan dunia menulis. Istilah uniknya berkelindan.

Jauh sebelum menjadi guru saya sudah menyukai dunia tulis menulis, belajar mengolah kata, lewat spontanitas dan dorongan hati untuk menulis. Apakah ada kesulitan dalam hal belajar menulis. Kesulitan utama menurut saya adalah masalah suasana hati. Ketika penulis tengah mengalami writer's Block amat susah merangkai kata walau hanya sekalimatpun. Pikiran buntu dan bingung harus mulai darimana.

Paksa Diri Menulis untuk Menemukan Iramanya

Untuk mengatasi susahnya mengeluarkan ide menulis saya harus memaksa diri. Ketika keinginan menulis mengalami hambatan maka saya akan menulis apa saja. Entah hasilnya amburadul atau kalimat-kalimat ngawur yang penting saya harus menemukan irama kembali dalam menulis. Biasanya saya menemukan semangat menulis ketika di tengah-tengah usaha untuk menikmati kembali proses menulis.

Apakah saya punya tips dan trik menulis. Rasanya terlalu sombong jika saya harus membuat awalan menggunakan tips atau trik. Meskipun pengalaman menulis saya sudah puluhan tahun, tetapi bagaimanapun kemampuan menulis saya tidaklah lebih baik dari mereka yang baru saja menekuni dunia tulis menulis. Bahkan ada yang baru beberapa tahun menulis sudah melejit dengan memperoleh prestasi, penghargaan dan pundi-pundi uang karena menulis.

Setiap penulis mempunyai talenta tersendiri. Ada yang mempunyai bakat luar biasa sehingga dengan cepat menjadi penulis handal, ada yang harus belajar dan berlatih bertahun-tahun dalam jangka waktu lama untuk bisa menjadi penulis handal. Jika saya membagikan sharing ini, saya lebih menekankan pada pengalaman bukan tips. Kalau mengenai kiat- kiat menulis, tips menulis, sudah banyak artikel, buku dan seminar-seminar penulisan yang bisa memberi jalan anda untuk menjadi penulis, novelis, sastrawan, pengarang.

Sampai saat ini saya masih belajar, bagaimana merangkai kata, mengenal tata bahasa, membuat rangkaian tulisan yang nyaman untuk dibaca. Apalagi sebagai pegiat platform blog semacam Kompasiana saya harus selalu mau rendah hati. Di antara ribuan penulis yang aktif saya mesti bisa memilih judul artikel yang bisa menarik minat pembaca. Kalau saya menulis asal-asalan tulisan hanya akan menjadi sampah dan akhirnya terlupakan.

Harus ada rasa baru, harus ada pesan yang disampaikan kepada pembaca sehingga dengan rela hati memberikan vote,inspiratif, menarik, bermanfaat. Pengalaman penulis selalu beda antara satu dengan yang lainnya. Setiap penulis mempunyai keunikan tersendiri. Setiap tulisan mempunyai nasib tersendiri. Seberapapun tulisan dibaca itu adalah takdir tulisan.

Menulis itu Tindakan Bukan Hanya Teori

Saya hanya ingin memberi semacam gambaran bahwa untuk bisa menjadi penulis yang terpenting itu adalah tindakan, bukan menggeluti teori - teori yang njlimet misalnya membaca bagaimana merangkai kalimat, bagaimana menulis artikel populer. Yang utama dan terpenting adalah menulis. Hanya membaca tetapi tidak pernah menulis percuma saja, sebab meskipun calon penulis mempunyai beragam bacaan, tinggi wawasannya dalam literatur percuma saja jika tidak menulis.

Jika sudah mempunyai gambaran dalam menulis maka tindakan utamanya adalah praktek itu sendiri. Menulis, menulis dan menulis.Awal mulanya pasti akan mengalami kesulitan dalam merangkai kata. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, tulisan akan terpola semakin lama rangkaian tulisan akan enak dibaca.

Koreksi, terus memperbaiki diri, tidak alergi terhadap kritik dan belajar pada para penulis yang lebih berpengalaman amat penting.  Sebab menulis itu yang terpenting adalah sebuah proses, sebuah aksi, disertai pembelajaran.

Secangkir teh atau secangkir kopi barangkali pas untuk memulai langkah awal sebagai penulis. Maka ketika suasana masih segar, ketika otak masih menyimpan ingatan beberapa pengetahuan tentang kiat menulis, pergunakan waktu untuk menulis. 

Apapun ide tulislah segera, jangan pikirkan tentang tata bahasanya, tentang bagaimana menyambungkan satu kalimat dengan yang lainnya. Yang penting menulis sampai selesai. Baru setelah itu endapkan beberapa saat atau menikmati lagi seruputan teh, memandang cahaya pagi yang mulai merekah di ufuk Timur. Setelah itu periksa kembali tulisan.

Yang typo dan kata dan kalimat janggal diedit dan ditata lagi supaya menarik. Setelah tahap editing selesai lalu dicari referensi, sumber pengetahuan yang mendukung tulisan, dipadupadankan untuk menambah bobot sebuah tulisan. Ketika sudah merasa pas dengan tulisan baru kemudian diberi gambar atau foto yang menarik untuk kemudian dipublish.

Itulah seruput teh pagi bersama saya, berbagi pengalaman menulis. Barangkali pembaca suka, atau terinspirasi. Sebagai penutup ada  kata  kata bijak yang perlu disimak ;Belajar menulis adalah belajar menangkap momen kehidupan dengan penghayatan paling total yang paling mungkin dilakukan manusia (Seno Gumira Ajidarma). Kalaupun tidak tertarik, terimakasih sudah membaca tulisan saya. Salam damai selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun