Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wajah di Antara Dua Sisi

26 April 2020   22:57 Diperbarui: 26 April 2020   23:15 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar:artquid.com

Mendung duka di matamu suatu ketika kulihat

dari cahaya yang terpancar di matamu

aku melihat dari sisi saat kau menghadap cahaya matahari pagi

redup mata terlihat dari kilatan matamu yang berkaca -- kaca

semacam duka mendalam

seperti menyembunyikan kekecewaan dan luka jiwa

Padahal matahari menyambutmu dengan terang yang tak tersaput mendung

sinar yang terpancar benar benar penuh tenaga

untuk membangkitkan semangat jiwa

namun aku melihat dari sisiku awan kelam telah menodai harimu

duka lara yang tak terobati

Kapankah duka itu ada dan kapan mulainya hanya kau yang tahu

aku tidak pernah bisa menebak tepat bahasa wajahmu

namun aku merasakan ada bilur kekecewaan yang kau tanggung entah oleh siapa

aku mencoba merasakan dan kau sedang tak ingin tersentuh

Aku tidak lagi melihat mendung ketika senja telah menyinarkan warna jingga

pada sisi lain di mana kau tersaput duka

kini aku melihatmu dalam binar -- binar bahagia

entah aku seperti melihat bahasa cinta gemerlapan di pupil mata

bergerak dinamis dalam lintasan ingatan entah dengan siapa

aku jelas hanya menduga tidak bisa menebak tepat

namun kulihat perrbedaan besar antara pagi dan sore

dua sisi dengan beban jiwa yang bisa kuanalogikan sebagai sisi hitam dan sisi putih.

Jurang menganga perasaan yang demikian cepat berubah

bagus, kurasa karena mendung pergi meninggalkanmu

tetapi aku hanya khawatir malam- malam ada tragedi lagi

hingga pagi meskipun matahari cerah tetapi wajah penuh awan kelabu,

aku ingin melihat dua sisi wajah itu sama tanpa duka dan luka

sebab jika sepanjang hari dua sisi selalu berseberangan makna

 ada bara yang cepat memusnahkan wajah manismu

tinggal kenangan dan kerinduan

Jakarta,  26 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun